Wednesday, January 16, 2019

Ini Lho The Chaser (2008)

Di mata saya K-Movie atau film dari Korea sudah tidak lagi identik dengan film-film melodrama saja, tapi juga dengan film-film bertema balas dendamnya yang ditampilkan dengan banyak sekali adegan sadis penuh darah. Justru kini saya begitu mengasihi K-Movie macam I Saw the Devil dan Oldboy. Apa yang menciptakan film-film itu begitu luar biasa ialah bagaimana para pembuatnya bisa menggabungkan jalinan dongeng yang baik dengan konflik yang menegangkan, visual sadis penuh darah yang menciptakan miris, karakterisasi tokoh yang dalam dengan akting yang baik dari para pemerannya, hingga pada twist yang begitu efektif dan tidak terduga. The Chaser sendiri ialah debut penyutradaraan dari Na Hong-jin yang kelak nantinya dua tahun sesudah film ini akan menciptakan The Yellow Sea. Film ini juga banjir penghargaan menyerupai pada PIFFF dimana film ini meraih tiga penghargaan yaitu Best Film, Asian Award dan Best Actress bagi Seo Yeong-hee.

Jong Hoo (Kim Yoon-seok) ialah mantan polisi yang sesudah dipecat beralih profesi sebagai seorang germo. Sekarang ini beliau tengah mengalami sebuah permasalahan dalam bisnisnya tersebut dimana akhir-akhir ini beberapa gadis yang beliau kirim untuk menemui klien menghilang satu persatu. Dia mulai curiga ada orang yang menculik mereka kemudian menjualnya satu persatu. Tapi tentunya yang dipikirkan Jong Hoo bukanlah keselamatan para gadisnya tapi lebih pada kerugian finansial yang akan beliau alami kalau ini terus berlanjut. Sampai kemudian ketika salah seorang gadisnya yang berjulukan Kim Mi-jin (Seo Yeong-hee) juga menghilang, Jong Hoo mulai melaksanakan pencariannya sendiri yang berujung dengan pertemuannya dengan seorang laki-laki berjulukan Yeong-min (Ha Jung-woo) yang kemudian diketahui sebagai pelaku dibalik menghilangnya gadis-gadis tersebut yang ternyata telah ia bunuh.

Tapi tertangkapnya Yeong-min bukan berarti kasus selesai, alasannya ialah Jong Hoo masih belum berhasil menemukan Mi-jin. Polisi juga belum bisa menemukan bukti kasatmata untuk menangkap Yeong-min. Jika dalam 12 jam bukti tersebut tidak diketemukan maka Yeong-min akan bebas. Begitulah The Chaser yang mengenai berpacu dengan waktu. Sekali lagi film ini menunjukkan kepiawaian sineas Korea dalam merangkum banyak sekali aspek dalam filmnya untuk menghasilkan thriller kelas atas. Cerita ini punya keunikan dimana sang pelaku sudah diketemukan semenjak awal, dan bahkan sudah tertangkap. Tapi ironisnya hal itu belum menuntaskan kasus secara tuntas alasannya ialah bukti belum ditemukan.  
The Chaser kemudian beralih menjadi kisah pencarian bukti yang seru. Fakta bahwa sang pelaku sudah ditemukan semenjak pertengahan film mengingatkan pada I Saw the Devil. Ya, kedua film ini memang lebih mengetengahkan kepada prosesnya, kemudian ending ialah sebuah bonus yang diberikan pada kita. Sayangnya The Chaser tidak selalu berhasil mengangkat tensinya hingga tingkat teratas bahkan bagi saya lebih sering gagal meski tensinya tetap menegangkan tapi sangat jarang berhasil hingga pada tingkat teratas. Tentu saja banyak adegan-adegan sadis yang menghiasi dan muncul tidak berlebihan tapi begitu efektif.

Fakta bahwa sang tokoh utama ialah germo yang serakah juga ialah hal yang unik. Tentu saja pada awalnya Jong Hoo bukanlah seorang tokoh yang menjadikan simpati pentonnya, tapi usang kelamaan perasaan simpati itu mulai terbangun dengan perjalanan yang beliau alami. Jong Hoo terang beda kalau dibandingkan Soo-hyun dari I Saw the Devil yang merupakan polisi dengan skill membunuh tingkat tinggi dan ialah sosok orang yang dibutakan dendam dan berdarah dingin. Jong Hoo memang polisi, tapi bukan polisi dengan skill membunuh tapi lebih kearah detektif yang punya kemampuan memeriksa sebagai andalannya. Dia juga bukan laki-laki berdarah dingin, melainkan sosok laki-laki yang punya emosi meledak-ledak dan bakal lebih kearah "senggol bacok" dibanding menyiksa dengan raut wajah datar dan dingin. Kim Yoon-seok melanjutkan "tradisi" akting para protagonis di film-film revenge Korea yang selalu total dalam berakting dan mendalami karakternya.

Kemudian pada jadinya kita akan hingga pada hasil simpulan yang begitu miris sebagai twist. Proses hingga hingga pada hasil simpulan itu begitu menegangkan dan mencekam hingga ketika "adegan itu" terjadi kita akan dipaksa melihat dengan miris dan lemas. Sayangnya sesudah itu, kisah masih berlanjut dan justru menjadikan ending yang bahu-membahu berasa antiklimaks meskipun cukup seru juga tapi kalau dibandingkan dengan "adegan itu", ending film ini tensinya masih kalah. Secara keseluruhan The Chaser sekali lagi menjadi thriller keren dari negeri ginseng walaupun kalau dibandingkan dengan I Saw the Devil film ini masih kalah beberapa tingkat, tapi terang The Chaser ialah sebuah karya yang wajib ditonton.

Artikel Terkait

Ini Lho The Chaser (2008)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email