Sunday, January 13, 2019

Ini Lho Cinta Dalam Kardus (2013)

Baru sekitar sebulan kemudian Raditya Dika muncul dalam Cinta Brontosaurus yang mampu mengumpulkan lebih dari 890.000 penonton, beliau sudah kembali lagi dalam film berjudul Cinta Dalam Kardus yang disutradarai oleh Salman Aristo. Bagi para penikmat serial Malam Minggu Miko tentu sudah tidak asing lagi dengan sosok Miko, tokoh utama film ini yang diperankan oleh Dika sendiri. Film ini memang mengambil dongeng dalam dunia yang sama ibarat serial tersebut. Saya sendiri bukan termasuk pecinta serial tersebut, bukan alasannya yaitu memang tidak suka tapi alasannya yaitu aku memang tidak menyempatkan diri untuk menontonnya. Tapi dengan kesuksesan Cinta Brontosaurus dan tentunya serial Malam Minggu Miko tidak ada salahnya kali ini aku menyempatkan diri mengikuti kisah cinta dari Raditya Dika yang tentunya ibarat biasa penuh dengan hal abstrak dan komedi konyol yang selalu menyentil aspek-aspek kehidupan cukup umur zaman sekarang. Dalam film ini Miko diceritakan tengah menghadapi konflik dalam hubungannya dengan sang pacar, Putri (Anizabella Putri). Selalu mendapat omelan dari sang pacar menciptakan Miko mulai merasa hubungannya sulit untuk dipertahankan lagi. 

Hal itu membuatnya tetapkan untuk melaksanakan stand-up comedy perdana di cafe langganannya. Saat melaksanakan persiapan, Miko tetapkan untuk membawa kardus berisi peninggalan 21 mantan gebetannya yang sebelumnya sempat ingin ia buang. Mengawali panggungnya dengan kurang lancar ketika para penonton terus mencibir lawakannya, Miko tetapkan untuk mulai memakai satu per satu dari barang dalam kardus tersebut dan menceritakan kisah-kisah cintanya di masa kemudian yang tentunya begitu abstrak dan diisi kekonyolan. Cinta dalam Kardus sama halnya dengan performa Miko di panggung stand-up comedy. Awalnya aku tidak terlalu tertarik dengan ceritanya dan merasa humor yang dilontarkan biasa saja, tidak terlalu lucu. Ada beberapa momen yang menciptakan tertawa tapi cukup banyak juga yang gagal. Namun layaknya performa dari Miko, disaat film ini mulai berjalan dengan perlahan aku mulai semakin menikmati sajian kisahnya dan tentunya dibentuk tertawa dengan segala humor dan obrolan yang terlontar dari abjad Miko. Sekilas humor ataupun dongeng cinta dari Miko memang terasa absurd, tapi cobalah tengok lebih jauh lagi maka anda akan menemukan bahwa semua itu bergotong-royong hal-hal yang selalu terjadi dalam relasi cinta cukup umur ketika ini.

Sebagai pola lihatlah bagaimana film ini menyinggung perihal seseorang yang harus menjadi orang lain guna menyenangkan atau mendapat hati pasangannya. Ada begitu banyak hal-hal yang biasa terjadi dalam relasi percintaan cukup umur diangkat, disindir ataupun dijadikan sebuah kisah abstrak oleh film ini. Jika anda menonton film ini dengan pasangan anda, aku jamin sesekali kalian berdua akan saling berkata "kamu banget tuh" atau bahkan menciptakan anda melamun memasang senyum simpul alasannya yaitu merasa tersindir oleh apa yang disajikan oleh film ini. Cinta dalam Kardus pada pada dasarnya memang mencoba memperlihatkan bagaimana seharusnya sepasang kekasih saling mengerti dan saling memahami diri pasangan apa adanya dan hingga aspek terdalam yang mungkin tidak pernah ditunjukkan secara pribadi oleh sang pacar. Poin terbesar film ini yaitu kebehasilannya menciptakan rangkaian kisah  cinta sehari-hari menjadi sebuah kisah cinta unik dan penuh dengan komedi yang bagi aku sendiri dipenuhi banyak sindiran. Memang tidak semua humornya berhasil memancing tawa saya, tapi setidaknya kadar kebehrasilannya lebih tinggi dari yang gagal. 
Tidak hanya pengemasan dongeng dan humornya yang abstrak saja kelebihan film ini tapi juga tata artisitik penggarapannya sendiri terasa unik. Pertama, film ini disajikan ibarat sebuah pertunjukkan stand-up comedy dimana secara umum dikuasai film kita dibawa melihat Miko berceloteh diatas panggung sambil berinteraksi dengan para penonton. Jujur bagi aku hal ini berimbas kasatmata dan negatif. Positifnya yaitu masing-masing penonton merupakan tipikal abjad yang cukup unik mulai dari pasangan ABG ababil hingga pasangan suami istri. Interaksi mereka dengan Miko khususnya dari pasangan ABG tersebut seringkali berhasil menghidupkan suasana. Namun sering juga aku merasa jawaban yang diberikan oleh para penonton terkesan dipaksakan dan terasa abnormal bahkan beberapa kali garing. Sedangkan satu lagi poin kasatmata yaitu arti direction-nya yang menimbulkan kardus sebagai materi pembuat properti-properti yang disajikan dalam film. Kita seolah melihat sebuah pertunjukkan panggung yang setting dan propertinya dibentuk dari kardus. Hal ini yaitu sebuah poin plus yang begitu kreatif dan menyegarkan visual. Bahkan ada juga momen yang disajikan lewat gambar komik. 

Namun Cinta dalam Kardus tetaplah bukan sajian yang sempurna. Disamping beberapa kelemahan yang aku sampaikan tadi, masih ada beberapa hal yang menciptakan aku agak terganggu. Jujur tingkat abstrak film ini bukan hanya menjadi poin kasatmata namun juga beberapa kali menjadi poin negatif. Disaat keabsurdan yang ada gagal, aku dibentuk berkata "apaan sih???" alasannya yaitu penempatannya juga terkadang terasa kurang tepat. Ambil pola kemunculan Endah N Rhesa. Siapa yang tidak suka melihat performa duo yang keren ini? Tapi kemunculan mereka disini terasa tidak terlalu penting dan malah menurunkan tensi filmnya. Bagian ending-nya sendiri kurang mengena bagi saya. Andaikan film ini berakhir beberapa ketika sesudah pertemuan Miko dengan Putri pastinya aku akan dibentuk begitu menyukai tamat ceritanya. Tapi secara keseluruhan Cinta dalam Kardus yaitu sebuah sajian yang begitu kreatif baik dari tata artistiknya ataupun dari bagaimana konten yang diangkat dipoles menjadi sajian yang begitu unik. Tidak hanya lucu, film ini juga di beberapa kepingan bisa terasa menyentuh mulai dari momen ketika pemilik watu dalam kardus Miko diungkap hingga pada kepingan pertemuan Miko dengan Putri di tamat film. Apakah aku berhasil dibentuk ingin tau akan Malam Minggu Miko lewat film ini? Mungkin tidak tapi aku akan menantikan film-film dari Raditya Dika berikutnya.

Artikel Terkait

Ini Lho Cinta Dalam Kardus (2013)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email