Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho End Of Watch (2012)

 
Film ini disutradarai dan ditulis naskahnya oleh David Ayer yang selama ini cukup identik dengan film-film bertemakan kepolisian khususnya LAPD (Los Angeles Police Department). Sebelum End of Watch, Ayer juga pernah menyutradarai Street Kings yang dibintangi Keanu Reevers dan Forest Whitaker. Selain itu Ayer juga pernah menulis naskah untuk film Dark Blue (dibintangi Kurt Russell) dan Training Day yang berhasil membawa Denzel Washington meraih Best Actor di Oscar 2002. End of Watch sendiri dibintangi oleh Jake Gyllenhaal dan Michael Pena yang berduet sebagai partner di LAPD. Judul filmnya sendiri ialah sebutan yang dipakai kepolisian jikalau ada anggota mereka yang terbunuh ketika bertugas. Saya sendiri menonton filmnya sebelum tahu arti istilah tersebut dan hampir tidak tahu filmnya akan bercerita perihal apa dan akan menyerupai apa. Saya awalnya sempat menerka ini akan menjadi buddy movie yang punya unsur komedi melihat ada nama Michael Pena yang cukup sering bermain di film komedi. Ya, saya menonton End of Watch dengan ekspektasi akan melihat film polisi yang menghibur dengan sentuhan komedi, sebuah ekspektasi yang benar-benar salah daerah pada akhirnya.

End of Watch dibuka dengan sebuah narasi yang menciptakan saya mulai merubah ekspektasi dan jikalau dihubungkan dengan judulnya akan memperlihatkan hint perihal selesai filmnya. Kita kemudian akan diajak berkenalan dengan Brian Taylor (Jake Gyllenhaal) dan Mike Zavala (Michael Pena) yang merupakan partner di LAPD. Saat bertugas, Brian memasang beberapa kamera untuk proyek filmnya, mulai di tubuh mereka berdua, di kendaraan beroda empat hingga sebuah kamera yang selalu ia genggam kemana-mana. Dengan beberapa kamera tersebut kita akan diajak untuk mengikuti banyak sekali misi yang dijalankan oleh keduanya, mulai dari yang ringan menyerupai mengejar pelanggar rambu kemudian lintas hingga pada misi-misi yang berkaitan dengan geng imigran Meksiko yang ternyata dapat membahayakan nyawa keduanya. Tapi selain itu kita juga akan diajak melihat bagaimana persahabatan keduanya terbangun dan kehidupan eksklusif masing-masing dimana Mike sudah menikah dengan Gabby (Natalie Martinez), sedangkan Brian gres saja menemukan cintanya pada diri Janet (Anna Kendirck).

Menonton film ini beberapa kali mengingatkan saya pada program televisi yang menampilkan para polisi yang sedang mengejar buronannya. Pemakaian format mockumentary memang membawa kita pada kesan tersebut. Pemakaian teknik tersebut terang sebuah perjuangan untuk menampilkan filmnya senyata dan serealistis mungkin. Tapi pemakaian kamera berformat found footage dalam film ini tidak serupa dengan banyak sekali film found footage lainnya, alasannya ialah dapat dibilang End of Watch juga bukanlah 100% found footage. Beberapa adegan ditampilkan dengan format kamera biasa. Penggunaan kamera footage-nya sendiri tidak terbatas hanya dari satu sudut pandang tapi dari beberapa sudut pandang dalam hal ini sudut pandang banyak sekali karakter. Format gabungan ini ialah poin plus dari film in. Dengan found footage film terasa lebih nyata, dengan format biasa film lebih dramatis, sedangkan apabila kedua format tersebut berhasil digabungkan dengan baik maka kita akan memperoleh sebuah film yang terasa realistis namun jugapunya banyak sekali momen dramatis yang dapat meningkatkan tensi yang tidak dapat dilakukan film berformat footage.
Bagi saya sendiri End of Watch bukanlah sebuah film yang gampang untuk ditonton. Awalnya suasana yang ditampilkan masih terasa ringan dengan menyoroti kedua tokoh utamanya berpatroli menangani beberapa kasus ringan. Bahkan di momen awal ini sentuhan humor masih sedikit terasa. Tapi jujur di paruh awalnya, film ini tidak begitu spesial. Tapi perlahan momen tersebut akan membangun kepedulian kita pada kedua huruf utamanya, dan disaat kita sudah terikat pada keduanya dan peduli pada mereka tensi film ditingkatkan. Kadar kekerasan makin tinggi, aura filmnya makin terasa gelap dan jauh lebih menegangkan. Saat itulah filmnya makin sulit untuk diikuti alasannya ialah kita sudah peduli dengan kedua tokoh utamanya dan itulah yang menciptakan suasana sangat menegangkan. Apalagi konten kekerasan yang ada tidak main-main. Mungkin tidak terlalu gory tapi tetap sebuah pemandangan yang menciptakan ngilu. Saya suka bagaimana filmnya membangun kepedulian penonton terhadap karakternya. Masuknya dongeng perihal kehidupan eksklusif Brian dan Mike (khususnya Brian) diluar dugaan tidak berakhir hanya menjadi sisipan saja tapi juga berperan besar membangun emosi dalam filmnya.

End of Watch pada balasannya ialah sebuah citra yang berhasil perihal bagaimana keras dan berbahayanya kehidupan para polisi, dalam hal ini LAPD. Jika selama ini dalam film banyak penggambaran perihal bagaimana korupnya kepolisian, saya rasa cukup adil jikalau ada film yang mencoba menggambarkan bagaimana heroiknya sosok para polisi yang rela berkorban nyawa tanpa harus berlebihan dalam penggambarannya. Dalam film ini kita akan melihat para polisi sebagai sosok manusiawi yang rela berjuang demi aturan dan citra perihal betapa bahayanya kiprah mereka dimana nyawa dapat menghilang tiap saat. Akting anggun dari Jake Gyllenhaal dan Michael Pena turut membangun emosi dan sisi realistis film ini sekaligus makin mengangkat kepedulian penonton pada huruf mereka. Mungkin kekurangan film ini ialah terlalu banyaknya hint perihal ending film ini. Pada dasarnya film ini sudah punya selesai yang dapat dibilang tertebak, jadi untuk apa memasukkan banyak sekali macam petunjuk akan hal itu? Tapi pada balasannya End of Watch ialah benar-benar sebuah kejutan bagi saya. Kejutan baik dari segi kualitas ataupun dari segi konten ceritanya. Keras, menegangkan, realistis dan juga menyentuh (momen ending terang salah satu yang paling menyentuh).


Artikel Terkait

Ini Lho End Of Watch (2012)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email