Monday, January 14, 2019

Ini Lho From Russia With Love (1963)

Dengan kesuksesan Dr. No yang meraih pendapatan $60 juta, tidak butuh waktu usang bagi United Artist selaku distributor untuk memperlihatkan lampu hijau pembuatan film kedua James Bond. Berkat kesuksesan film pertamanya, film kedua ini diberikan bujet dua kali lipat menjadi $2 juta. Bujet yang berlipat ganda akan dimanfaatkan untuk menciptakan adegan agresi yang lebih fantastis dan lebih besar lingkupnya. Jika film pertama hanya berlatar di Jamaika, maka From Russia with Love bertempat di Istanbul dan Venezia. Orang-orang yang terlibat dalam pembuatan film ini juga tidak jauh berbeda dengan tim yang terlibat di Dr. No, dimana Terence Young masih menjadi sutradara dan tentunya masih ada Sean Conery sebagai James Bond. From Russia with Love juga disesuaikan dari novel Ian Fleming berjudul sama yang merupakan sebuah thriller perang cuek dan konon merupakan salah satu buku favorit Presiden Amerika kala itu, John F. Kennedy. Jika Dr. No masih sebuah kisah seorang intel menghentikan seorang penjahat, maka From Russia with Love memperbesar lingkupnya dengan menampilkan konspirasi internasional yang lebih kompleks.

Pada film pertama terungkap bahwa Dr. No ialah anggota dari organisasi teroris berjulukan SPECTRE. Dalam film ini SPECTRE berusaha untuk mencuri sebuah cryptographic (alat penerima/pengirim pesan rahasia) dari Uni Soviet. Selain itu SPECTRE juga memiliki misi untuk membalas dendam janjkematian Dr. No dengan cara membunuh James Bond. Untuk itu, mantan intel Soviet, Rosa Klebb (Lotte Lenya) atau yang dikenal sebagai Number 3 yang sekarang membelot dan bekerja bagi SPECTRE diutus untuk menjebak Bond dengan cara menggunakan seorang anggota konsulat Soviet di Istanbul, Tatiana Romanova (Daniela Bianchi). Romanova mengontak MI6 dan berjanji akan memberi tahu letak cryptographic tersebut asalkan biro yang dikirim dalam misi ialah 007. James Bond kemudian menuju Istanbul untuk mencari keberadaan cryptographic tersebut yang memang sudah sekian lama  diincar oleh MI6 dan CIA. Di Istanbul Bond juga dibantu oleh Ali Kerim Bey (Pedro Armendariz) yang merupakan perwakilan dari British Intelligence di Istanbul. Bond tidak tahu bahwa gerak-geriknya diawasi oleh seorang biro SPECTRE yang sangat terlatih dan sudah dipersiapkan untuk membunuh Bond, Red Grant (Robert Shaw).

Jika Dr. No memperkenalkan beberapa pakem film-film James Bond, maka From Russia with Love menciptakan banyak sekali pakem tersebut menjadi formula wajib ada di tiap film-film Bond. Opening hingga beberapa menit kedepan bagaikan pengulangan dari film pertamanya. Di awal kita belum akan melihat sosok Bond, namun sang villain terlebih dahulu yang sedang menyusun rencana jahat mereka. Lalu Bond akan muncul dalam adegan yang ikonis. Jika dalam Dr. No kalimat "Bond, James Bond" dipakai sebagai pengenalan sosok Bond, maka di film ini Bond muncul pertama kali di samping danau sembari berciuman mesra dengan seorang wanita. Tentu saja hal ini ialah entrance yang "amat Bond". Lalu ibarat biasa James Bond akan menuju markas, menemui M, menerima tugas, mendapatkan gadget dari Q, menarik hati Miss Moneypenny, pergi ke daerah misi dilakukan, kemudian terlibat adegan penguntitan mobil. Sebuah formula yang bagaikan rip-off dari Dr. No. Tapi sekali lagi film ini ialah momen yang makin memantapkan banyak sekali Bond Formula dan menciptakan saya mengerti mengapa James Bond begitu dicintai oleh penggemarnya meski bahwasanya tidak punya plot yang sangat bagus.
Sean Conery makin nyaman sebagai Bond, dan saya sendiri makin susah melepaskan image Bond dari Conery. Craig memang Bond yang lebih keras dan manusiawi, tapi saya sendiri lebih menyukai Sean Conery dengan gaya flamboyan meski tidak se-flamboyan Brosnan, cukup humoris dengan beberapa one-line yang lucu tapi tidak sekonyol Roger Moore, dan cukup brutal dan tangguh meski tidak sekeras Timothy Dalton ataupun Daniel Craig. Interpretasi Conert terhadap aksara Bond begitu gampang disukai oleh penonton. Sosoknya mempesona, andal dalam bertutur dan punya kemampuan fisik yang mumpuni sebagai intel 007. Daniela Bianchi selaku runner-up Miss Universe sangat pas sebagai Bond Girl. Tidak se-fenomenal Ursula Andress, tapi kecantikannya menggambarkan sosok perempuan bagus di samping Bond dengan begitu baik. Tidak menjadi ikon seks layaknya Honey Ryder tapi aksara Tatiana Romanova menarik dengan parasnya yang sangat cantik. Janganlupakan juga adegan perkelahian antara dua perempuan dalam sebuah ritual akhlak di Istanbul. Gadis seksi dan bagus bertarung dalam balutan pakaian mini? Tentu sebuah adegan tepat untuk memunculkan Bond Girls.

Adegan aksinya sudah niscaya lebih bombastis mengingat bujetnya lebih besar dari film pertama. Ada pertarungan antara Bond dengan helikopter, adegan adegan tembak-tembakan yang lebih seru dan cakupannya lebih besar, ada adegan kejar-kejaran dengan boat dan tentunya ada ledakan bombastis disana. Banyak ledakan, banyak peluru berhamburan, dan lokasi yang jauh lebih megah menciptakan From Paris with Love menjadi hiburan yang lebih seru, lebih lengkap dan lebih besar. Bicara gadget, film ini juga mengalami peningkatan dimana Bond tidak hanya mendapatkan sepucuk pistol tapi sebuah koper serba guna penuh senjata dan jebakan. Terlihat keren, sangat berkhasiat namun tidak konyol dan berlebihan. Akhirnya momen dimana Bond memakai gadget tersebut juga terlihat keren. Dengan cakupan lebih besar, formula yang makin mantap, dan dongeng yang lebih kompleks, lebih menarik dan lebih cerdas, From Russia with Love ialah peningkatan dari Dr. No meski harus diakui bahwa bagi saya ini tetaplah bukan sebuah suguhan film yang luar biasa, tapi terang sangat menghibur.


Artikel Terkait

Ini Lho From Russia With Love (1963)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email