Monday, January 14, 2019

Ini Lho Gangster Squad (2013)

Pada awalnya film yang disutradarai oleh Ruben Fleischer (Zombieland, 30 Minutes or Less) akan dirilis pada 7 September 2012, tapi akhir insiden Aurora Mass Shooting film ini harus menunda agenda perilisannya. Hal itu diakibatkan adanya adegan baku tembak di dalam bioskop sehingga diputuskan dilakukan shooting ulang untuk adegan tersebut. Jadwal rilisnya pun mundur sampai 11 Januari 2013. Gangster Squad awalnya ialah salah satu dari beberapa film yang paling saya tunggu di tahun 2012 alasannya ialah melihat jajaran pemainnya. Jumlah bintangnya tidak main-main, ada Josh Brolin, Ryan Gosling, Sean Penn, Emma Stone, Nick Nolte, Anthony Mackie, Giovanni Ribisi sampai Michael Pena. Namun melihat agenda diundurnya saya jadi agak pesimis. Bulan Januari dikenal sebagai daerah perilisan dua jenis film. Yang satu ialah film-film yang bersaing di ajang Oscar dan di tahun sebelumnya menerima rilisan terbatas. Sedangkan satu lagi ialah film-film berkualitas buruk. Gangster Squad jelas tidak masuk kategori pertama. Kaprikornus apakah film yang menurut kisah konkret ihwal seorang gangster berjulukan Mickey Cohen ini ialah film yang memuaskan atau lagi-lagi satu dari sekian banyak "sampah" yang dirilis pada Januari?

Pada tahun 1949, Los Angeles benar-benar telah dikuasai oleh gangster berjulukan Mickey Cohen (Sean Penn). Dia menguasai hampir semua bisnis, dan kekayaannya benar-benar ia manfaatkan juga untuk menyogok para polisi sampai hakim. Tidak ada polisi yang berani mengganggu Cohen, bahkan para polisi yang tidak korup sekalipun merasa segan untuk mencampuri urusan Cohen. Tapi ada seorang sersan berjulukan John O'Mara (Josh Brolin) yang selalu berpegang teguh pada prinsipnya dan taat hukum. Tapi tentu saja ia sendiri tidak cukup untuk menghentikan agresi Cohen. Apalagi pihak kepolisian tidak bersedia menunjukkan surat penangkapan terhadap Cohen. Sampai hasilnya Chief Parker (Nick Nolte) yang merupakan satu dari beberapa polisi yang membenci tindak kriminal Cohen meminta O'Mara untuk membuat sebuah tim guna menghancurkan kerajaan Cohen secara diam-diam. Tim tersebut nantinya disebut Gangster Squad. Tim tersebut terdiri dari O'Mara, Detektif Coleman Harris (Anthony Mackie) yang jago menggunakan pisau, Conwell Keeler (Giovanni Ribisi) yang merupakan otak dari tim, Max Kennard (Robert Patrick) yang jago menggunakan pistol dan telah membunuh 100 gangster, Navidad Ramirez (Michael Pena) yang merupakan rekan Kennard, dan Jerry Wooters (Ryan Gosling) yang rahasia menjalin kekerabatan dengan kekasih Cohen, Grace Faraday (Emma Stone).

Gangster Squad dibuka dengan meyakinkan lewat aneka macam adegan yang mengandung kadar kekerasan cukup tinggi. Film yang berkisah ihwal kehidupan gangster memang selalu penuh kekerasan, tapi bab awal Gangster Squad punya tingkat kekerasan yang diatas rata-rata. Tubuh yang terbelah, kepala pecah, darah berceceran ialah beberapa pemandangan yang menghiasi film ini. Pada pertengahan sampai selesai ketika kekerasan frontal tersebut mulai berkurang, film ini ganti memberi kita aneka macam agresi baku tembak yang seru. Jika diawal banyak darah tumpah, di tengah sampai selesai giliran berondongan peluru yang dimuntahkan dari senapan para gangster dan polisi. Gangster Squad memang akan menunjukkan kepuasan bagi para penonton yang mencari sebuah film penuh kekerasan dan hingar bingar bunyi desingan peluru. Tapi sebetulnya Gangster Squad punya potensi untuk menunjukkan hiburan selain dari kedua aspek tersebut, hanya saja gagal dimaksimalkan.
Film ini punya begitu banyak huruf yang sangat menarik untuk digali dan punya banyak pemeran andal yang niscaya sanggup mengemban kiprah menghidupkan tokoh-tokoh tersebut. Tapi sayangnya naskah film ini tidak memberi kesempatan bagi mereka untuk dikembangkan. Beberapa tokoh dengan karakterisasi berbeda dan punya skill berlainan satu sama lain tentunya menarik untuk dikembangkan. Bayangkan sebuah Ocean's Eleven berlatar gangster, niscaya jadinya akan sangat menarik. Mungkin hanya O'Mara dan Cohen saja yang diberi pendalaman lebih, dan tentunya Josh Brolin maupun Sean Penn sanggup menunjukkan penampilan yang bagus. Sedangkan penampilan Ryan Gosling dan Emma Stone sebagai pasangan terang sudah saya tunggu-tunggu mengingat chemistry besar lengan berkuasa mereka dalam Crazy Stupid Love. Secara individu mereka memang bagus. Gosling dengan kharisma sebagai playboy yang flamboyan dan Emma Stone yang mewah dan menarik hati semuanya bagus. Tapi naskahnya lagi-lagi tidak memberi kesempatan bagi mereka berbagi hubungan. Ini hanyalah film ihwal Josh Brolin versus Sean Penn, sedangkan huruf lain hanya sebagai tempelan.

Jalinan ceritanya terang tidak menampilkan hal baru. Kisah ihwal pertarungan polisi jujur melawan para gangster yang menguasai kota sudah begitu familiar. Gangster Squad ialah sebuah kisah peperangan antara baik dan buruk, tidak lebih. Kisah-kisah lain ihwal konflik batin polisi yang harus menentukan antara kiprah atau kehidupan eksklusif dan konspirasi antara gangster dan polisi korup hanya tempelan belaka yang tidak terlalu kuat. Jalan ceritanya sendiri gampang ditebak. Saya tidak anti terhadap sebuah film yang punya alur dongeng yang standar atau gampang ditebak, alasannya ialah alur semacam itu masih tetap sanggup menjadi film yang luar biasa. Tapi sayangnya Gangster Squad yang intinya sudah punya alur yang gampang ditebak masih dengan baik hatinya menebar aneka macam macam hint untuk apa yang akan terjadi. Itulah yang membuat jalan ceritanya terasa tidak menarik. Beberapa momen yang terasa terbelakang juga sempat beberapa kali terlihat dalam film ini, membuat jalan ceritanya yang sudah sangat predictable makin mengalami penurunan kualitas. Tapi saya masih sanggup menikmati Gangster Squad dengan segala keseruan yang diumbar lewat baku tembak dan kekerasan di dalamnya, meskipun film ini tidak punya kedalaman dongeng yang sebetulnya punya potensi besar untuk dikembangkan.


Artikel Terkait

Ini Lho Gangster Squad (2013)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email