Pada awalnya Goon adalah sebuah film yang saya lewatkan. Saat berkunjung ke rental DVD saya hanya memandangi covernya namun ragu-ragu untuk meminjam filmnya sebab takut dikecewakan. Walaupun banyak yang menilai positif film garapan sutradara Michael Dowse ini, tapi saya tetap ragu sebab dua faktor. Pertama yakni ini sebuah komedi yang katanya menjurus kearah slapstick. Saya tidak terlalu suka dengan slapstick. Komedi biasa saja saya sudah susah tertawa apalagi slapstick yang saya tidak terlalu sreg. Yang kedua, sebab Goon yakni film ihwal olahraga, yaitu hoki. Sampai kini sangat jarang saya dipuaskan oleh film bertemakan olahraga apalagi yang dicampur dengan komedi. Setelah mendapat filmnya pun makan waktu berapa usang bagi saya untuk menontonnya dikarenakan rasa ragu tersebut. Tapi diluar dugaan ternyata film yang dibintangi oleh dua bintang American Pie yaitu Seann William Scott dan Eugen Levy ini yakni sajian komedi-olahraga yang bagus. Untuk ceritanya, film ini disesuaikan dari sebuah buku berjudul "Goon: The True Story of an Unlikely Journey into Minor League Hockey" yang menyajikan perjalanan karir seorang atlit hoki berjulukan Doug Smith.
Dalam film ini tokoh Doug Smith diganti menjadi Doug Glatt (Seann William Scott) yang bekerja sebagai seorang penjaga keamanan di sebuah bar. Doug memang punya kelebihan fisik yang luar biasa, tapi kemampuan otaknya berbanding terbalik. Dia bukanlah orang yang cerdas dan itu menciptakan kedua orang tuanya merasa kecewa sebab mereka ingin kedua anaknya menjadi dokter. Doug yang merasa hidupnya tidak Istimewa dan tanpa kelebihan apapun suatu hari terlibat perkelahian dengan seorang atlit hoki lokal dalam sebuah pertandingan. Tanpa disangka insiden itu justru menciptakan Doug dikontrak oleh sebuah klub hoki lokal. Tidak butuh waktu usang bagi Doug untuk menjadi bintang berkat kekuatannya yang selalu bisa menjatuhkan semua lawannya dan dikenal dengan sebutan The Thug. Karirnya kemudian menanjak dengan cepat dimana Doug kemudian dikontrak oleh sebuah timhoki yang berada di sebuah liga minor berjulukan "The Halifax Highlander". Disanalah Doug mulai berjuang tidak hanya untuk timnya tapi juga untuk dirinya sendiri dan kehidupan cintanya.
Menggunakan formula form zero to hero ibarat layaknya film bertemakan olahraga lain, Goon berjalan cepat diawal dan tidak berlama-lama menyoroti kehidupan Doug sebelum bergabung dengan Halifax. Terasa agak terlalu cepat pengemasannya tapi toh memang saya rasa tidak ada gunanya berlama-lama tinggal di momen sebelum ia bergabung di liga minor. Cukup mengatakan Doug yakni orang yang punya fisik berpengaruh tapi kurang di otak, merasa kecewa dengan hidupnya ketika itu, kemudian menjadi bintang lokal dan dijuluki The Thug kemudian kesudahannya bergabung dengan liga minor. Semua latar belakang yang penonton perlu tahu sudah dijabarkan dengan padat. Setelahnya, Goon tetap berjalan cepat dan tidak bertele-tele dan penuh dengan kekerasan sekaligus humor yang berangasan sebagai jualan utamanya. Kekerasan yang begitu menghibur tanpa perlu berlebihan. Kesan macho dan brutal tergambar dari kekerasan yang ada dan bukan sekedar kekerasan kosong belaka. Terlihat keren terkadang menyakitkan pula. Momen pertandingan hoki yang ada juga hadir dengan sangat menarik dan realistis tanpa perlu dramatisasi berlebihan. Kita akan dibentuk terhanyut dalam pertandingan, ikut terbawa ketegangan dan kesenangan yang ada.
Diluar dugaan komedinya cukup lucu dan bisa menciptakan saya tertawa. Memang kata-kata berangasan yang keluar dari tokoh Pat yang diperankan Jay Baruchel (yang juga menulis naskah film ini bersama Evan Goldberg) lebih terasa berlebihan dan tidak lucu, tapi momen lain khususnya yang muncul dari sosok Doug cukup efektif. Momen Doug menghajar salah seorang pemain hoki di liga lokal yang ada diawal film yakni salah satu momen terlucu di film ini. Ada selipan kisah percintaan, persahabatan dan keluarga dalam film ini yang mana tidak semuanya muncul dengan maksimal. Percintaan antara Doug dan Eva (Alison Pill) cukup terasa manis meski terkesan terlalu cepat dalam pembangunannya. Momen persahabatan antara Doug dan rekan-rekan setim khususnya dengan Laflamme (MarcAndre Grondin) tidak terlalu menyentuh tapi tetap menarik. Menyenangkan melihat momen ketika keduanya sudah bisa bekerja sama. Sedangkan untuk momen drama keluarganya terasa nihil dan sangat terasa hanya sebagai tempelan untuk menambah rumit konflik saja.
Membicarakan Goon terang tidak bisa lepas dari Doug Glatt. Karakter yang satu ini bagi saya terasa spesial. Tokohnya amat gampang disukai dengan segala kepolosan yang ia miliki. Melihat tingkah lakuknya saya bisa tertawa, tersenyum ketika ia jatuh cinta, terpaku ketika ia berjibaku dan tumbang, melongo ketika ia duka dan bersorak ketika ia beraksi dengan begitu tangguh dan keren di lapanan. Doug bagaikan sebuah mesin yang punya hati. Dia rela berdarah-darah demi tim. Apapun akan ia lakukan sebab itu sudah menjadi tugasnya dan ia tidak akan keluar jalur bagai mesin. Tapi disisi lain ia punya hati yang hangat dan baik apalagi ketika ia jatuh cinta dan dengan polosnya berjuang mendapat sang pujaan hati. Atau ketika ia mengamuk melihat rekan setimnya tumbang. Doug yakni sosok yang menyenangkan untuk diikuti perjuangannya ibarat filmnya sendiri yang terasa Istimewa sebab meski mengangkat komedi yang berangasan dan adegan keras tapi film ini tidak kehilangan hati.
RATING:
Ini Lho Goon (2012)
4/
5
Oleh
news flash