Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho Life Of Pi (2012)

Novel Life of Pi yang ditulis oleh Yann Martel dan terbit pada tahun 2001 ini memang menerima sambutan luar biasa dari para pembaca dan menjadi sebuah best seller. Novel inipun tidak lepas dari perhatian Presidn Amerika Serikat, Barrack Obama yang mendeskripsikan Life of Pi sebagai "an elegant proof of God, and the power of storytelling". Walaupun novelnya menerima respon luar biasa, tetap saja banyak yang beranggapan bahwa untuk mengangkatnya kedalam media film sebagai hal yang nyaris mustahil. Beberapa nama sempat dikaitkan sebagai sutradara film ini mulai dari M. Night Shyamalan, Alfonso Cuaron hingga Jean-Pierre Jeunet. Semuanya berakhir dengan kegagalan dan makin menguatkan kesan novel ini sebagai sebuah kisah yang unfilmable. Sampai pada alhasil datanglah Ang Lee sebagai sutradara. Lee sendiri sedang mencari momen kebangkitannya sehabis Taking Woodstock gagal di pasaran dan tidak menerima respon yang manis dari para kritikus. Maka dimulailah proses pembuatan film yang berasal dari kisah yang katanya tidak mungkin difilmkan, dan filmnya sendiri akan muncul dalam format 3D!

Seperti yang kita tahu bahwa Life of Pi akan mengajak kita mengikuti petualangan Piscine Molitor atau yang dipanggil Pi (Suraj Sharma), seorang cowok berusia 16 tahun yang harus berjuang hidup selama 227 hari diatas sekoci sehabis bahtera yang ia tumpangi karam dan menewaskan semua anggota keluarganya. Selama terombang-ambing ditengah maritim itu Pi tidak sendiri, alasannya ia juga bersama dengan Richard Parker, seekor Harimau Benggala yang sebelumnya yaitu salah satu binatang di kebun binatang milik ayahnya. Tapi kisah yang akan disampaikan pada kita bukan hanya itu, alasannya diawal kita sudah diperkenalkan pada Pi yang sudah cendekia balig cukup akal (diperankan Irfan Khan) dimana ketika itu Pi sedang menceritakan kisahnya kepada seorang penulis (Rafe Spall). Kemudian kita akan dibawa melihat kisah hidup Pi sedari kecil yang penuh dengan warna-warni kehidupan. Sampai pada alhasil sehabis remaja Pi dan seluruh anggota keluarganya terpaksa pindah ke Kanada dengan menaiki bahtera yang pada alhasil akan membawa Pi pada sebuah petualangan luar biasa tersebut.

Paruh awal Life of Pi yaitu sebuah kisah penuh makna yang dibalut dengan ringan. Mengikuti bagaimana sosok Pi kecil tumbuh dengan segala cara pandangnya ihwal kehidupan, Tuhan dan agama tentu bukan sebuah konten yang ringan, namun Lee mampu mengemasnya dengan balutan komedi yang membuatnya tetap terasa gampang diikuti. Kita akan dibentuk tertawa dengan segala kepolosan dan tingkah polah Pi serta beberapa bumbu komedi lainnya. Namun dibalik itu ada aneka macam makna yang muncul khususnya ihwal makna dari sebuah agama, kepercayaan dan yang tentunya keberadaan Tuhan. Pi yaitu seorang penganut Hindu, tapi ia juga menemukan sebuah kekaguman pada Yesus Kristus dan disisi lain ia juga melakukan Solat menyerupai umat Islam. Sekilas memang terlihat menyerupai sebuah kelucuan dan kepolosan seorang anak, namun dibalik itu kita akan diajak mmerenungi makna agama dalam hidup. Bagaimana nama Piscine (yang sering diplesetkan menjadi pissing) punya panggilan Pi juga punya makna didalamnya. Pi menyerupai yang kita tahu yaitu sebuah angka tanpa batas, hal ini memperlihatkan bagaimana sosok Pi yang punya cara pandang yang tidak kaku dan bebas dalam semua hal termasuk ihwal Tuhan dan agama.
Kisah ihwal Pi yang berguru ihwal kehidupan hingga percintaan terus terasa menyenangkan dan berwarna, hingga alhasil tiba momen dimana ia dan keluarganya mengalami kecelakaan sehabis kapal barang yang mereka tumpangi dihantam topan besar. Lee bisa menyajikan sebuah adegan yang terasa begitu mengerikan dan epic disini. Kekuatan alam yang begitu ahli bisa disajikan secara nyata. Saya sendiri ikut dibentuk mencicipi ketidak berdayaan terhadap kehebatan kekuatan alam tersebut. Ombak raksasa yang menyapu semuanya menciptakan saya begitu merasa lemah dan dibentuk merinding. Hingga alhasil kita hingga pada momen spiritual disaat Pi harus bertahan hidup diatas sekoci selama hampir setahun bersama harimau yang mampu memangsanya kapanpun. Disinilah aneka macam perenungan dan keindahan mencapai puncaknya. Bagaimana Pi harus bertahan hidup hingga bagaimana Pi berusaha memaknai segala hal yang menimpa dirinya, dan mengenai "Tuhan yang bertindak lewat cara yang misterius dan kadang sulit dimengerti manusia". Banyak yang bisa dipetik dari Life of Pi, dan bagi saya yang paling terasa yaitu ihwal suatu kepercayaan, kepercayaan dalam konteks apapun termasuk Tuhan dan hal-hal lainnya dalam hidup.

Pencapaian yang diraih oleh Life of Pi tidak hanya unggul pada kedalaman ceritanya belaka, alasannya salah satu faktor yang menjadi kekuatan utama film ini yaitu sisi visualnya yang begitu indah. Dibalut dengan efek 3D yang tidak hanya sekedar gimmick tanpa makna. Ang Lee mampu menghadirkan keindahan yang bahkan mengungguli apa yang sudah ditampilkan James Cameron dalam Avatar tiga tahun lalu. Mulai dari keindahan maritim lewat ikan warna-warni dimalam hari, sebuah pulau berisi begitu banyak meerkat juga bisa terlihat indah, hingga kemunculan sebuah paus raksasa yang terasa bagaikan sebuah kemunculan tuhan maritim yang memancarkan keindahan begitu hebat, semuanya bisa divisualisasikan dengan menawan. Bahkan gambar-gambar sederhana menyerupai sekoci yang terhampar sepi ditengah maritim kosong saja bisa terlihat ahli dan menggambarkan bagaimana kesendirian yang dialami oleh Pi ditengah lautan hampa yang indah. Layaknya Martin Scorsese dalam Hugo, efek 3D disini benar-benar dimaksimalkan Ang Lee untuk memperindah dan menambah detail keindahan alam yang ada. Tentunya keindahan yang muncul dalam visualnya turut memperdalam makna ihwal bagaimana kehebatan Tuhan. 

Tokoh-tokoh yang terlibat didalamnya juga memperlihatkan penampilan yang menawan. Suraj Sharna yang gres menjalani debutnya disini bisa tampil bagus. Sebagai pemain film yang sering tampil sendirian ia mampu memperlihatkan bagaimana sendiri dan sedihnya tokoh Pi, dan tentunya ia berhasil menjalin chemistry dengan Richard Parker sang harimau dengan baik, padahal menyerupai yang kita tahu bahwa Richard Parker muncul dominan dalam bentuk CGI. Untuk visualisasi hewan-hewannya, efek CGI film ini lagi-lagi harus menerima pujian. Semuanya terlihat detail, bahkan hewan-hewan yang ada di film ini begitu terasa emosinya dan terasa bukan sekedar makhluk buas biasa tapi sebuah makhluk hidup yang memiliki perasaan. Pada akhirnya, visualisasi indah bagaikan sebuah nirwana dalam film dan kisah yang punya makna mendalam meski dongeng pada paruh kedua terasa agak kepanjangan (untungnya visual yang indah masih bisa menolong) menciptakan Life of Pi menjadi salah satu film terbaik tahun ini bahkan salah satu film terindah yang pernah saya tonton. Sebuah kisah luar biasa ihwal kepercayaan dan bagaimana alam merupakan sebuah kesatuan antara semua makhluk hidup didalamnya.


Artikel Terkait

Ini Lho Life Of Pi (2012)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email