Thursday, January 10, 2019

Ini Lho Maleficent (2014)

Dongeng Sleeping Beauty sudah menjadi salah satu kisah fairy tale paling dikenal bahkan hingga sekarang. Sampai kini total sudah ada 10 film yang mengangkat kisah Aurora sang puteri tidur sebagai dasar ceritanya termasuk yang paling populer yakni animasi milik Disney yang rilis pada tahun 1959. Dari keseluruh pembiasaan tersebut memng banyak yang melaksanakan perubahan termasuk versi Mike Leigh yang rilis tahun 2011 lalu, tapi gres Maleficent ini yang mengambil sudut pandang kisah dari sang penjahatnya. Tentu saja hal ini merupakan twist yang menarik bagi ceritanya, tapi daya tarik paling besar dari film garapan sutradara debutan Robert Stromberg ini tentu saja kehadiran Angelina Jolie yang bermain sebagai Maleficent. Jolie memang masih merupakan seorang aktris dengan magnet yang begitu besar meskipun sudah sekitar tiga tahun ia tidak berakting dengan film terakhirnya ialah The Tourist yang jeblok baik dari segi kualitas maupun komersial. Selain Jolie ada juga nama-nama besar lain ibarat Sharlto Copley dan Elle Fanning. Dengan bujet raksasa senilai $180 juta, Maleficent memang menjanjikan cukup banyak hal mulai dari kisah yang berbeda, akting para pemainnya, hingga tentunya imbas CGI yang memikat. 

Alkisah terdapat dua negeri yang selalu bermusuhan. Negeri pertama ialah kerajaan yang dihuni oleh para insan biasa sedangkan yang kedua ialah daerah berjulukan Moors yang diisi oleh banyak makhluk-makhluk asing yang hidup senang bersama. Di Moors tinggal juga seorang peri muda berjulukan Maleficent (Isobelle Molloy). Maleficent dikenal sebagai seorang peri yang sangat besar lengan berkuasa dan merupakan penjaga dari Moors. Karena ketidak akuran kedua negeri tersebut, mereka yang tinggal di Moors pun selalu merasa terancam dengan kehadiran manusia. Namun semuanya mulai berubah bagi Maleficent dikala ia bertemu dengan Stefan (Michael Higgins) yang bersikap begitu baik pada Maleficent tidak ibarat insan lainnya. Mereka berdua pun mulai menjalin pertemanan yang perlahan bermetamorfosis cinta dikala mereka remaja. Namun ambisi besar dari Stefan untuk menjadi raja menjauhkannya dari Maleficent. Bahkan demi mendapat tahta raja, Stefan yang telah remaja (Sharlto Copley) tega untuk menipu Maleficent (Angelina Jolie) yang kini telah menjadi penjaga terkuat Moors dan mengambil sayap sang peri. Rasa sakit hati yang mendalam menimbulkan Maleficent menjadi sosok peri jahat ibarat yang kita kenal dan menjatuhkan kutukan pada Aurora, putri Stefan yang juga puteri kerajaan. 
Sampai disini mungkin belum ada perbedaan signifikan dalam kisahnya kecuali bahwa Maleficent memulai kisahnya jauh sebelum kelahiran Aurora. Namun semuanya mulai berubah sehabis kelahiran Aurora dimana kita akan melihat eksplorasi abjad yang berbeda dalam sosok Maleficent. Naskah yang ditulis oleh Linda Woolverton menimbulkan Maleficent tidak hanya sebagai sosok perempuan jahat yang kejam tapi memberikannya lebih banyak hati dan konflik dilematis dalam dirinya. Maleficent dibentuk sebagai sosok yang tidaklah "hitam" sepenuhnya tapi kita dibawa untuk melihat bahwa segala kejahatan itu berasal dari segala sakit hati yang ia alami. Tapi dibalik semua itu masih ada kebaikan dan kasih sayang terpendam jauh di dalam hatinya. Perubahan itu memang menciptakan kisah dan sosoknya terasa lebih mellow dan banyak yang mengkritisi bahwa hal ini terlalu out of character. Tapi saya sendiri berpikiran berbeda. Memang abjad Maleficent yang kejam itu sudah sangat ikonik, tapi apa yang dilakukan film ini sah-sah saja bagi saya, toh seikonis apapun Maleficent, dominan penonton zaman kini sudah tidak lagi mencicipi keterikatan pada sosok sang villain termasuk saya, jadi perubahan tersebut bukanlah sesuatu yang buruk. Mungkin dua kali transformasi yang dialami abjad Maleficent tidaklah disajikan dengan kedalaman yang benar-benar bagus, tapi sudah cukup untuk menawarkan sedikit hati pada film ini.
Saya juga suka bagaimana film ini mendefinisikan makna "cinta sejati". Jika dominan fairy tale lainnya akan terasa naif jikalau bicara soal cinta jikalau dilihat dikala ini, Maleficent mencoba hal yang berbeda. Hal ini juga menimbulkan satu lagi twist yang cukup banyak dikritisi, tapi saya sendiri lebih mengkritisi eksekusinya daripada pemilihan twist-nya itu. Kejutan yang muncul tidak dihukum dengan baik sehingga dikala momen itu terjadi semuanya terasa datar dan begitu terburu-buru. Tiba-tiba semua sudah terjadi, sudah berakhir, dan sudah bergerak ke momen berikutnya menimbulkan "kejutan" itu tidak terasa gregetnya meski memang harus diakui intinya kejutan tersebut juga bukanlah twist yang benar-benar mengejutkan. Usaha menawarkan hati pada film ini yang bergotong-royong cukup menarik juga tidak dihukum dengan maksima yang berakibat pada terasa datarnya beberapa momen yang seharusnya sanggup terasa emosional. Transformasi Maleficent ibarat yang saya sebutkan tadi juga terasa sedikit dipaksakan, namun berkat akting Angelina Jolie saya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Jolie itu sama ibarat Brad Pitt. Pasangan ini sama-sama sanggup menawarkan kharisma yang begitu besar lengan berkuasa meski hanya menatap kearah kamera. Meski sempat terlihat terlalu renta dikala memerankan Maleficent "baik", Jolie begitu tepat dikala sosoknya telah bertransformassi menjadi sosok yang jahat. Bahkan Jolie juga berhasil menyuguhkan beberapa momen komedik yang efektif.

Tentu saja dengan bujet raksasanya saya berharap akan hidangan imbas CGI yang memukai di film ini. Beberapa desain karakternya memang cukup menarik, dan diluar imbas CGI saya suka desain abjad Maleficent. Tentu saja dominan bujetnya digelontorkan untuk mengemas dunia Moors yang memang full CGI. Sebenarnya desain Moors disajikan dengan baik, tapi saya sudah sering melihat desain macam ini sebelumnya ibarat dalam Oz: The Great and Powerful  dan Alice in Wonderland dan hal itulah yang menimbulkan apa yang tersaji disini tidak lagi terasa spesial. Ditambah lagi desain dunianya tidaklah sekreatif dan se-colorful dua film yang saya sebutkan diatas sehingga pada karenanya menciptakan efek-efek dalam film ini terasa biasa saja, datar sama ibarat alurnya.  Overall, Maleficent jauh dari kategori film yang buruk. Total 97 menit durasinya terasa menghibur dengan aneka macam twist serta akting anggun Angelina Jolie, tapi memang hanya itu. Dengan aneka macam momen emosionalnya yang gagal dimaksimalkan dan terasa datar menciptakan Maleficent hanya menjadi sebuah hiburan sekilas saja yang akan secepatnya dilupakan meski sosok Jolie sendiri tidak akan gampang dilupakan.\

Artikel Terkait

Ini Lho Maleficent (2014)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email