Sunday, January 13, 2019

Ini Lho Man Of Steel (2013)

Ditengah gempuran superhero Marvel yang mencapai puncaknya lewat kesuksesan besar The Avengers tahun lalu, DC terang kelabakan. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir hanya Batman lewat trilogi milik Nolan yang sanggup mengatakan kehebatannya. Sedangkan film lain macam Green Lantern gagal baik secara penghasilan maupun kualitas. Tapi DC masih punya satu lagi sosok superhero besar, seorang pahlawan super yang memulai sejarah panjang komik superhero. Siapa lagi kalau bukan Superman. Sayangnya film terakhir sang insan baja termasuk kurang berhasil di pasaran mesk karya Bryan Singer tersebut dianggap sebagai sebuah reboot dengan kualitas yang terbilang lumayan. Untuk menghidupkan kembali sosok Superman di layar lebar, maka dua sosok yang melatar belakangi kesuksesan The Dark Knight Trilogy dikontrak untuk menciptakan film ini. Christopher Nolan ditunjuk sebagai produser sedangkan David S. Goyer menjadi orang yang menulis naskah film ini. Tidak lupa langganan Nolan dalam mengisi soundtrack yakni Hans Zimmer turut dipakai. Sedangkan untuk sutradara ditunjuklah Zack Snyder yang sebelumnya pernah menyutradarai pembiasaan komik DC lainnya lewat Watchmen. Sebagai pemeran Superman ada pemain drama asal Inggris, Henry Cavill. Jajaran pemeran lainnya ada Amy Adams, Michael Shannon, Kevin Costner, Russell Crowe, Diane Lane hingga Laurence Fishburne. Ya, Man of Steel yaitu ensemble dari segala sisinya yang mebuat ekspektasi saya setinggi langit.

Man of Steel akan memulai kisahnya jauh sebelum Clark Kent tiba di Bumi. Saat itu Planet Krypton tengah mengalami krisis dimana Jor-El (Russell Crowe) dan istrinya Lara (Ayelet Zurer) meramalkan bahwa simpulan zaman tidak akan usang lagi tiba di Krypton. Untuk itulah mereka berencana mengirimkan anak mereka, Kal-El yang merupakan bayi biologis pertama yang lahir di Krypton sesudah berabad-abad lamanya ke planet lain yang kondusif untuk mencegah ras Krypton dari kepunahan. Namun sebelum hal itu berhasil, terjadi pemberontakan oleh General Zod (Michael Shannon) dan anak buahnya yang berusaha melaksanakan kudeta. Pada kesannya Zod berhasil ditangkap dan Kal-el pun berhasil dikirimkan ke planet lain meski harus memakan jiwa Jor-El yang tewas di tangan Zod. Sayang tidak usang kemudian Krypton sungguh-sungguh hancur dan menewaskan semua rakyatnya. Disisi lain, Kal-El tiba di Bumi dan dirawat oleh sepasang suami istri Jonathan dan Martha Kent (Kevin Costner & Diane Lane). Kal-El tumbuh sebagai Clark Kent yang perlahan mulai mengetahui bahwa dirinya berbeda dari anak lain alasannya memiliki banyak kekuatan yang melebihi insan biasa. Jonathan Kent sendiri mendidik Clark untuk menahan dan tidak mengatakan kekuatannya hingga tiba waktunya dikala dunia sudah siap. Clark terus berkeliling dunia guna mencari tanggapan atas eksistensinya. Tanpa ia sadari bahwa Zod dan pasukannya berhasil mengetahui bahwa ia tinggal di Bumi serta siap melaksanakan serangan untuk menangkap Clark sang putera terakhir Krypton.

Hal pertama yang terlintas dikala mendengar keterlibatan Nolan disini yaitu bagaimana sosok Superman/Clark Kent akan diperlakukan. Apakah pendekatan Nolan yang memanusiawikan Batman juga diberlakukan disini? Apakah tone filmnya akan terasa lebih realistis bahkan terasa kelam? Biar bagaimana juga, mustahil memanusiakan sosok Superman yang jelas-jelas bukan manusia, berbeda dengan Batman. Kaprikornus jalan untuk menciptakan Superman lebih manusiawi yaitu mengeskplorasi lebih mendalam perihal bagaimana Clark Kent/Kal-El sanggup menjelman menjadi Superman yang merupakan superhero terhebta, bukan sekedar alien berwujud insan dengan kekuatan super. Untuk itu dalam Man of Steel kita akan diajak melihat sejarah awal Superman secara lebih jauh. Bagi penonton yang masih awam dengan sejarah sang insan baja, Man of Steel dengan baik hati akan menjelaskan itu semua. Dengan teladan narasi bolak-balik (gaya yang begitu terasa ide dari Nolan) kita diperlihatkan bagaimana Clark kecil berusaha menanggapi kekuatan yang ia miliki disaat orang-orang di sekitarnya sering menganggapnya anak aneh. Pengaruh dari kedua orang bau tanah Bumi-nya, khususnya Jonathan Kent begitu terasa disini. Kevin Costner memang hanya muncul sebentar tapi ia selalu berhasil tampil maksimal. Ada dua momen dari Jonathan Kent yang sanggup menciptakan saya nyaris meneteskan air mata di film ini.

Paruh awalnya akan lebih berfokus pada drama pencarian makna hidup dan kekuatan yang dimiliki oleh Clark Kent. Alurnya berjalan cukup lambat pada bab ini. Sayangnya Zack Snyder bukanlah seorang story teller handal menyerupai Nolan. Kaprikornus meski porsi drama Man of Steel diisi oleh makna yang dalam, kemunculan luar biasa Jonathan Kent, serta tampilan visual alam yang luar biasa indah, namun ceritanya berjalan cukup membosankan. Tapi setidaknya dengan banyaknya eksplorasi mengenai masa kemudian Clark lengkap dengan hubungannya dengan sang ayah Man of Steel cukup berhasil menjadi sebuah film yang mengisahkan dengan cukup lengkap bagaimana sang tokoh utama sanggup menjadi pahlawan menyerupai yang kita kenal sekarang. Meski pada kesannya terkesan lambat dan agak membosankan serta kurang mendalam, tapi setidaknya saya menerima kisah latar belakang yang cukup untuk mengenal dengan lebih jauh sosok Superman termasuk makna lambang 'S' di kostumnya. Hal ini memang sudah pernah dijelaskan di komiknya, tapi dengan dimunculkan disini makin menciptakan Man of Steel terasa lebih realistis. Belum lagi penyesuaian sosok Louis Lane yang mengalami perubahan dibanding komik atau versi film sebelumnya yang bagi saya keputusan tepat. Hal ini akan menciptakan pembangunan hubungan Clark-Louis kedepannya jadi lebih menarik dan tidak akan menciptakan sosok Louis terlihat sebagai wartawan yang "bodoh".
Tentu saja diluar porsi dramanya satu hal yang sangat dinanti yaitu porsi adegan agresi khususnya yang menampilkan pertarungan Superman melawan Zod. Sebelum film rilis sering terdengar aneka macam joke mengenai Snyder yang populer akan pengaruh slow motion. Apakah Man of Steel juga dikemas demikian? Tentu saja tidak, alasannya akan terasa gila jikalau Superman dengan kecepatan luar biasanya beraksi dengan format slo-mo bukan? Adegan agresi khususnya titik puncak di film ini dirangkum oleh Snyder dalam skala besar-besaran dengan kehancuran dimana-mana. Dua sosok alien super tersebut bertarung dengan kecepatan kilat, meluluh lantahkan kota Metropolis dengan mudahnya lengkap dengan iringan scoring Hans Zimmer yang tentu saja begitu megah. Kaprikornus apakah porsi adegan agresi Man of Steel yang besar-besaran tersebut memuaskan saya? Sayangnya tidak. Berkesan epic memang betul. Berkecepatan tinggi tentu saja. Menunjukkan betapa hebatnya Superman? Sudah pasti. Karena saya akui sosok Superman yang oleh orang umum mulai dianggap kurang keren dibanding Batman atau Iron Man disini berhasil terlihat keren bagi saya. Tapi saya tetap merasa adegan agresi besar-besaran itu terasa kosong. Melihat gedung raksasa hancur lebur berkali-kali, melihat Superman dan Zod bertarung dengan kecepatan tinggi hingga nyaris tidak terlihat, gemuruh disana-sini, pada kesannya hanya itu yang saya dapatkan. Saya tidak mencicipi kesan epic nan heroik dalam titik puncak tersebut menyerupai yang saya lihat dikala Batman menyelamatkan Gothan di The Dark Knight Rises.

Justru momen kontroversial di ending-nya yang memuaskan saya. Disaat banyak orang mengkritisi hal tersebut, bagi saya itu justru menggambarkan dengan terang bagaimana sosok Superman yang begitu peduli pada umat insan dan rela berkorban apapun untuk melindungi mereka. Tapi disisi lain hal itu juga sesuai dengan sosok Superman yang disini gres saja memulai tugasnya sebagai hero. Dia belum berpengalaman mengatasi situasi menyerupai yang ia hadapi dikala melawan Zod meski secara kekuatan terang ia tidak terkalahkan. Disitulah saya melihat bahwa sosok Superman yang heroik namun juga masih awam sebagai superhero digambarkan dengan tepat di ending tersebut.  Bicara penggambaran Superman tentu saja tidak lepas dari sosok Henry Cavill. Mungkin ia belumlah sehebat Christopher Reeve, tapi sosoknya yang kekar dan tampan bagi saya cukup pas sebagai Superman meski minus poni melengkung berbentuk abjad 'S' di dahinya. Amy Adams cocok sebagai Louis Lane meski usianya sedikit terlalu tua. Michael Shannon terang tidak kesulitan menghidupkan karakter Zod yang kejam dan meledak-ledak. Karakter Zod sendiri menerima penggalian yang tidak mengecewakan dimaa motivasinya untuk menyerang Bumi lebih digali dan bukan sekedar penjahat super yang gila dan kejam. Laurence Fishburne juga berhasil mengejutkan saya lewat tatapan mata penuh arti dikala ia tengah terjebak di reruntuhan kota dan mengira ajalnya telah tiba. Tapi bicara akting terang Kevin Costner yang paling menonjol. Saya tidak akan melupakan senyum serta gestur tangannya yang menyuruh Clark untuk tidak tiba menyelamatkan dirinya meski angin badai akan menerjang dirinya.

Mungkin Man of Steel tidak berhasil memenuhi ekspektasi saya yang begitu tinggi, tapi setidaknya ini bukan sebuah awal yang jelek bagi Superman meski terang masih banyak sekali yang perlu dibenahi khususnya jikalau pada sekuelnya Zack Snyder masih menjadi sutradara. Tapi setidaknya saya begitu menantikan bagaimana tindak lanjut DC pada superhero miliknya mengingat film ini cukup sukses secara Box Office. Mungkinkah akan ada Lex Luthor mengingat Luthor Corp. sempat muncul sekilas? Ataukah di film kedua yang rencananya rilis tahun depan akan ada hint untuk Justice League? Atau mungkin Batman? Saya tidak tahu tapi yang terang lambang Wayne Enterprise versi Nolan muncul sekilas di film ini. Tentunya saya masih menggantungkan keinginan tinggi pada kelanjutkan franchise ini.

Artikel Terkait

Ini Lho Man Of Steel (2013)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email