Sunday, January 13, 2019

Ini Lho Oz The Great And Powerful (2013)

Pembuatan film ini terang sebuah keputusan yang begitu berani bila dihentikan dikatakan lancang. Pembuatan sekuel, prekuel, remake sampai reboot memang sudah jadi hal yang begitu masuk akal dilakukan oleh Hollywood kini ini, namun tetap saja ada karya-karya klasik nan legendaris yang sudah seharusnya tidak diutak-atik lagi. Film The Wizard of Oz yang dirilis tahun 1939 yaitu satu dari beberapa film yang masuk kategori klasik tersebut. Dengan bujet $215 juta terang mengakibatkan Oz the Great and Powerful sebagai pertaruhan besar, alasannya yaitu bisa saja film ini menjadi sebuah kegagalan total baik dari segi kualitas maupun komersil. Kejutan kembali terjadi dikala Sam Raimi ditunjuk sebagai sutradara. Meskipun sudah melaksanakan banyak sekali lintas genre mulai dari film superhero (trilogi Spider-Man) sampai drama dalam For Love of the Game tetap saja nama Raimi lebih identik dengan film horror. Maka dari itu keputusannya untuk menyutradari sebuah film fantasi yang lebih punya tone cerah cukup mengejutkan. Cerita dalam film ini sendiri yaitu prekuel tidak eksklusif dari film klasiknya dan ber-setting sekitar 20 tahun sebelum kedatangan Dorothy ke Oz.

Oscar "Oz" Diggs (James Franco) yaitu seorang pesulap yang hidup bersama sebuah kelompok sirkus. Saat tengah mengadakan pertunjukkan di Kansas ia terlibat duduk kasus dengan anggota sirkus lain jawaban sifatnya yang sering bermain-main dengan wanita. Oz pun menaiki balon udara untuk kabur. Namun di tengah perjalanan ia terjebak dalam sebuah topan dahsyat dan begitu terbangun ia sudah tiba d Oz, sebuah negeri misterius namun juga indah layaknya di negeri dongeng. Disana, Oz bertemu dengan seorang penyihir berjulukan Theodora (Mila Kunis) yang memberitahukan wacana sebuah ramalan mengenai kemunculan seorang penyihir berjulukan Oz yang akan menyelamatkan negeri tersebut dari kekuasaan sang penyihir jahat. Tanpa pikir panjang Oz eksklusif membenarkan bahwa dirinya memang benar penyihir yang ada dalam ramalan. Theodora yang perlahan mulai jatuh cinta pada Oz membawa Oz untuk bertemu dengan kakaknya, Evanora (Rachel Weisz) yang juga merupakan satu dari tiga penyihir perempuan di Oz. Oz pun diminta untuk megakhiri kekuasaan sang penyihir jahat yang belakangan diketahui yaitu Glinda (Michelle Williams). Namun dalam perjalanannya Oz tidak sendiri dimana ia juga ditemani oleh seekor monyet terbang yang bisa bicara dan sebuah boneka keramik berwujud gadis cilik.

Oz the Great and Powerful punya begitu banyak referensi yang juga sebagai bentuk homage bagi film The Wizard of Oz. Bagi anda yang sudah menonton film klasik tersebut niscaya akan dengan praktis menemukan homage yang bertebaran tersebut. Paruh awal kurang lebih 20 menit pertama film ini dikemas layaknya The Wizard of Oz dimana gambarnya menggunakan rasio berukuran 4:3 lengkap dengan warna hitam putih sebelum kembali menggunakan format widescreen penuh warna dikala film sudah berlokasi di Oz. Hal ini sama dengan film lamanya dimana dikala Dorothy masih berada di Kansas film menggunakan warna hitam putih sebelum kemudian menjadi berwarna dikala ia tiba di Oz. Pengemasan ini tidak hanya mengatakan homage saja tapi juga menciptakan penonton secara tidak sadar akan makin terpukau dikala mulai memasuki negeri Oz sehabis sebelumnya disuguhi gambar hitam putih dengan rasio gambar berukuran kecil. Berbagai referensi lain yang berkaitan dengan jalan dongeng juga turut muncul di film ini dan akan menciptakan penonton yang sudah menonton The Wizard of Oz niscaya akan terhibur dengan banyak sekali referensi tersebut bahkan mungkin akan tertantang untuk terus menemukan hal-hal yang menghubungkan film ini dengan pendahulunya tersebut. 

Diluar segala referensi tersebut, Oz the Great and Powerful punya dongeng yang bisa dibilang sederhana. Jika Dorothy melaksanakan perjalanan untuk kemudian menemukan kekuatan dalam dirinya, maka film ini yaitu kisah wacana seorang laki-laki egois yang menemukan kebaikan dalam dirinya meski hal itu tidak ia sadari dan tidak berusaha ia cari sebelumnya. Singkatnya ini yaitu sebuah kisah zero-to-hero yang standar tanpa memperlihatkan perubahan berarti, bahkan twist yang diberikan pun bukan sebuah hal yang mengejutkan meski saya sendiri tidak yakin hal itu dimaksudkan memang untuk menjadi sebuah kejutan. Tapi disamping kisahnya yang tidak memperlihatkan inovasi, film ini tertolong oleh banyak sekali momen komediknya yang begitu efektif untuk memancing tawa. Kemunculan huruf Finley si monyet terbang yaitu salah satu pemancing tawa terbanyak di film ini. Berbagai obrolan juga dengan cukup cerdas bisa mengatakan humor yang efektif memancing tawa. 
Oz the Great and Powerful juga cukup sering dibandingkan dengan Alice in Wonderland milik Burton alasannya yaitu aspek visualnya dalam memvisualisasikan dunia Oz. Film ini memang penuh dengan warna yang cerah lengkap dengan banyak sekali macam tumbuhan ataupun hewan-hewan unik yang menciptakan visualnya menjadi semakin berwarna. Tapi bantu-membantu saya tidak mencicipi polesan visual dari CGI film ini sebagai hal yang Istimewa alasannya yaitu tipikal dunianya tidak jauh beda dengan apa yang terliaht di Alice in Wonderland, bahkan di beberapa bab CGI-nya tidak selaras dengan para pemainnya dan masih terlihat kasar. Untungnya film ini dibalut dengan imbas 3D yang cukup memukau. Aspek 3D tersebut menciptakan pemandangan yang ditampilkan mempunyai kedalaman yang baik, warna yang cerah dan terpenting momen dimana objek nampak keluar dari layar muncul dengan meyakinkan. Sebuah adegan dimana Oscar gres tiba di negeri Oz dan harus berjuang melewati sebuah jeram menjadi terasa menegangkan berkat polesan 3D yang bagus. 

Jika bicara wacana deretan pemainnya, film ini punya nama-nama yang menjanjikan. James Franco muncul sebagai pemain film utama menggantikan Johnny Depp dan Robert Downey Jr. yang sebelumnya yaitu pilihan pertama. Performanya disini saya yakin akan memecah pendapat orang menjadi dua kubu. Franco sendiri bantu-membantu tidaklah terlalu jelek sebagai sosok Oz yang egois, womanizer dan punya beberapa momen sekaligus line komedi. Namun ia kurang mempunyai kharisma sebagai seorang leading man. Tapi bagi saya memang menyerupai itulah sosok Oz. Dia bukan laki-laki dengan wibawa alasannya yaitu bantu-membantu ia hanya seorang penipu yang egois, tapi secara perlahan mulai menemukan kebaikan dalam hatinya. Banyak orang mungkin akan lebih menentukan Downey Jr. tapi melihat sosok Downey Jr. yang terasa terlalu renta saya tetap lebih menentukan James Franco. Depp? Saya masih merasa bosan bila harus melihatnya bermain dalam tugas menyerupai sosok Oz. Sedangkan untuk ketiga penyihir perempuan yang ada memang tidak menampilkan akting yang bisa dibilang sangat bagus jawaban karakterisasinya memang tidak ditampilkan mendalam. Namun saya menyukai Michelle Williams yang begitu pas sebagai sosok penyihir baik hati dan saya tidak bisa membayangkan aktris lain menggantikannya dalam tugas tersebut. Tapi diluar itu ketiganya mampu memperlihatkan sosok penyihir perempuan yang anggun dan begitu menggoda, menciptakan saya melupakan kekurangan akting maupun karakterisasinya. 

Visual yang berwarna dibalut dengan aspek 3D yang memukau menciptakan film ini menjadi sajian visual yang memuaskan. Ceritanya sederhana dan dibalut komedi yang efektif juga menciptakan Oz the Great and Powerful menjadi sebuah hiburan yang menyenangkan untuk ditonton secara santai sebagai sebuah film ringan nan menghibur. Namun sayangnya plot yang ditawarkan seringkali terasa sedikit kacau dan cukup terburu-buru. Ambil referensi disaat salah Theodora berbalik menjadi membenci Oz, hal tersebut terasa terlalu cepat terjadi. Terasa tidak logis disaat seorang yang tadinya begitu menyayangi negerinya berubah 180 derajat dengan begitu cepatnya. Karena perasaannya disakiti? Saya rasa itu sebuah transformasi yang terlalu terburu-buru dan terlalu menggampangkan. Diluar referensi tersebut masih ada beberapa plot hole lainnya yang agar bagaimanapun terasa mengganggu bagi saya. Tapi lagi-lagi Oz the Great and Powerful beruntung punya kelebihan di aspek lainnya menyerupai visual, tiga pemain film wanitanya yang begitu menggoda, serta sentuhan humor yang berhasil mengakibatkan film ini sebagai hiburan yang menyenangkan meski cukup kacau bila bicara duduk kasus plot. 


Artikel Terkait

Ini Lho Oz The Great And Powerful (2013)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email