Monday, January 14, 2019

Ini Lho Pitch Perfect (2012)

Sebuah komedi romantis dewasa berbalut musikal? Jelas bukan hal baru, apalagi di masa dimana Glee ialah salah satu serial televisi paling disukai menyerupai kini ini. Hal itu jugalah yang menciptakan saya sempat malas untuk menonton Pitch Perfect ini. Walaupun film garapan sutradara Jason Moore ini cukup laris di pasaran dan menerima kebanggaan dari para kritikus saya tetap ragu akan bisa menyukai film ini. Formula standar perihal sebuah grup yang mengikuti kompetisi musik rasanya sudah bau dan terlalu sering diangkat, walaupun dalam Pitch Perfect ada penemuan dimana grup musiknya bukan sekedar vocal group melainkan sebuah grup akapela. Pada alhasil saya tetap menonton film ini dengan ekspektasi yang tidak terlalu tinggi. Pada alhasil hal tersebut justru menciptakan saya bisa menikmati film ini sebagai sebuah sajian yang sangat menghibur meski punya naskah yang biasa saja. Dalam Pitch Perfect kita tidak akan dibawa ke masa Sekolah Menengan Atas menyerupai pada Glee, tapi di masa kuliah yang dalam sebuah adegan (yang secara tidak pribadi menyinggung Glee) disebutkan sebagai masa yang lebih serius dan bukan lagi main-main.

Universitas Barden memiliki dua grup akapela. Yang pertama ialah Treblemaker yang merupakan juara bertahan lomba akapela mahasiswa tingkat nasional dan diisi oleh para pria yang selalu tampil atraktif. Yang kedua ialah Bellas yang tampil selalu dengan imej anggun dan elok namun penampilannya monoton. Di final nasional tahun kemudian sempat terjadi insiden memalukan bagi Bellas dimana Aubrey (Anna Camp), salah satu anggotanya muntah di tengah pertunjukkan. Alhasil tahun ini disaat Aubrey menjadi ketua ia berusaha mencari anggota terbaik untuk memenangkan kompetisi. Setelah melalui sebuah auidisi, terkumpul anggota-anggota gres termasuk Becca (Anna Kendrick) yang menjadi sentral film ini. Becca ialah seorang gadis yang bercita-cita menjadi seorang DJ di Los Angeles. Bellas tahun ini tidak menyerupai tahun-tahun sebelumnya sebab banyak diisi oleh orang-orang yang unik bahkan aneh, mulai dari Becca yang sulit diatur dan selalu menyuarakan perubahan, Fat Amy (Rebel Wilson) yang berbadan tambun dan cerewet, Cynthia (Ester Dean) gadis kulit gelap eksentrik yang juga seorang lesbian, Stacey (Alexis Knapp) yang selalu berpikir perihal seks, hingga Lily (Hana Mae Lee) yang bicara dengan sangat pelan dan selalu berkata hal-hal aneh.

Jelas tidak ada yang Istimewa dari dongeng Pitch Perfect. Seorang gadis pemberontak yang kemudian menemukan dunia miliknya dan yang niscaya menemukan cintanya. Masih ada kisah persahabatan sejati, kisah perihal pendobrakan batas dan perubahan, dan segala hal-hal klise lain yang sudah sering kita temui di film-film yang bertemakan kompetisi apapun bentuknya. Saya juga tidak menemukan perbedaan perihal setting di dunia kuliah yang digunakan disini. Tidak ada bedanya dengan film-film serupa yang punya latar SMA, masih ringan dengan konflik yang tidak jauh berbeda. Kisahnya predictable dan segala konflik yang ada juga selesai dengan sangat gampang dan begitu cepat. Drama yang disajikan juga tidak terlalu menyentuh, begitu pula dengan kisah romansanya yang terasa bagaikan tempelan dan tidak terasa sisi romantisnya. Kaprikornus apa yang menciptakan saya tidak memperlihatkan rating jelek pada film ini? Jawabannya ialah pada momen pemilihan musik, momen komedi dan tokoh-tokoh yang muncul di film ini.
Musik yang ditampilkan bisa terasa begitu menyenangkan didengar, apalagi dengan aransemen akapela yang menciptakan tiap lagunya menjadi punya keunikan tersendiri. Lagu-lagu dari Miley Cyrus, Jessie J, Bruno Mars hingga David Guetta dibawakan dengan cara yang berbeda dari yang selama ini kita dengar. Hal tu menciptakan tiap momen kompetisi musiknya selalu menarik. Untuk komedinya sendiri, saya merasa Pitch Perfect bagaikan versi musikal dari Bridesmaids. Ya, film ini juga menampilkan formasi abjad perempuan yang saling akrab dan melaksanakan aneka macam hal konyol satu sama lain. Untuk urusan komedi, film ini mampu membungkusnya dengan begitu baik. Saya beberapa kali dibentuk tertawa lepas oleh sajian komedi yang bersama-sama tidak terlalu cerdas tapi punya timing yang tepat. Yep, comedy is all about timing.

Untuk abjad yang ada bersama-sama tidak punya karakterisasi yang mendalam, namun bagi saya semuanya punya ciri khas yang mengena dan efektif untuk setidaknya menghantarkan momen komedi dengan baik. Yang paling banyak menerima kebanggaan ialah Rebel Wilson sebagai Fat Amy yang punya kepercayaan diri luar biasa dan punya verbal yang seenaknya, mengingatkan saya pada tugas Melissa McCarthy di Bridesmaids. Dia konyol, lucu namun bertalenta. Berbagai obrolan luar biasa lucu sering terlontar (lari vertikal?). Kemudian ada Hana Mae Lee sebagai Lily yang punya volume bicara super rendah tapi selalu melontarkan kata-kata absurd yang mampu memancing tawa. Anna Kendrick sendiri cukup baik sebagai abjad utama yang gampang disukai. Aktris lainnya juga cukup baik membawakan abjad mereka, hingga semuanya menjadi titik puncak di sebuah adegan super berserakan dan super lucu yang bekerjasama dengan muntah menjelang klimaks.Overall ini ialah sebuah tontonan ringan yang super menghibur. Musik menyenangkan, pemain yang bagus dan komedi yang begitu lucu, gadis-gadis ini memperlihatkan waktu yang menyenangkan bagi saya.


Artikel Terkait

Ini Lho Pitch Perfect (2012)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email