Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho Premium Rush (2012)

Film yang naskahnya ditulis oleh David Koepp dan John Kamps ini terang punya dasar kisah yang amat menarik. Jika biasanya momen kejar-kejaran dalam film akan menggunakan kendaraan yang berkecepatan tinggi ibarat mobil, motor atau bahkan menampilkan bus yang melaju dengan kecepatan tak terkontrol ibarat di Speed, maka Premium Rush akan menampilkan sepeda sebagai kendaraan utama yang dipacu. Jelas ini ialah sebuah hal yang unik dan sangat jarang ditemui eksperimen macam ini di film-film action Hollywood kini. Ketertarikan saya terhadap Premium Rush juga ditambah alasannya ialah adanya dua orang pemeran kelas atas didalamnya yaitu Joseph Gordon-Levitt yang tengah melambung namanya dan Michael Shannon yang tahun kemudian gres saja menampilkan akting luar biasa lewat Take Shelter. Berita wacana Gordon-Levitt yang sempat mengalami kecelakaan dan membuatnya cedera dikala proses syuting tampaknya sudah menjadi mengambarkan bahwa film ini akan melaju dengan kecepatan tinggi dan memacu adrenaline penontonnya. Disini Gordon-Levitt berperan sebagai Wilee, seorang kurir sepeda yang setiap harinya bekerja mengantarkan barang dengan kecepatan tinggi di jalanan ramai New York.

Dibandingkan kurir lainnya, Wilee sering disebut sebagai yang paling gila, alasannya ialah ia masih kukuh menggunakan sepeda biasa yang tidak dilengkapi akomodasi "ganti gigi" dan paling anti memasang rem di sepedanya. Suatu siang ia ditugaskah untuk mengambil sebuah paket yang dikirim oleh temannya, Nima (Jamie Chung), Paket itu diperuntukkan bagi seorang berjulukan Sister Chen yang berada di Chinatown. Tapi ternyata ada pihak lain yang mengincar paket tersebut, yaitu Bobby (Michael Shannon) yang juga seorang anggota kepolisian New York. Paket apa yang gotong royong diantar oleh Wilee masih misterius, yang terang dikala ini ia harus berkejar-kejaran dengan Bobby dan pihak kepolisian. Premium Rush terang berhasil menyajikan sebuah formula kejar-kejaran yang unik. Lupakan semua ketidak logisan wacana bagaimana Wilee bisa punya stamina yang begitu luar biasa sampai bisa memacu sepedanya dengan kecepatan penuh selama sekitar lebih dari satu jam dan berhasil menghindari kejaran kendaraan beroda empat dan begitu padatnya kemudian lintas New York. Lupakan juga bagaimana Wilee masih bisa memacu kencang sepedanya walaupun sudah cedera parah dan patah tulang. Lupakan juga banyak sekali plot hole lainnya yang banyak bertebaran di film ini alasannya ialah yang jadi sorotan utama ialah momen kejar-kejarannya yang seru, ibarat tagline filmnya, "Ride Like Hell".

Jika melupakan banyak sekali ketidak mungkinan yang ada, maka film ini berhasil memperlihatkan pada penontonnya sebuah chasing moment yang cukup menegangkan. Begitu ramainya jalanan kota menciptakan film ini terasa menegangkan. Fakta bahwa Wilee hanya menunggangi sepeda dan bisa kapan saja tertabrak kendaraan beroda empat atau bahkan truk (yang itu sudah niscaya akan sangat membahayakan nyawanya) menciptakan saya terpaku mengikutinya melaju kencang sepanjang jalan. Sepeda terang jauh lebih ringkih dari kendaraan bermotor macam kendaraan beroda empat dan itu pastinya menciptakan kita akan lebih tegang melihat Wilee beraksi di jalan. Pengemasan visual yang cukup variatif ibarat pemunculan rute jalan sampai beberapa visual yang menampilkan isi pikiran Wilee dalam mengatur strateginya melewati keramaian kota juga turut menjadi faktor yang menciptakan Premium Rush makin menarik. Selain itu, diluar dugaan film ini juga memasukkan beberapa momen humor yang cukup berhasil mengundang tawa. Singkatnya, Premium Rush mampu terasa seru tapi tetap terasa ringan untuk diikuti. 
Penampilan duo pemeran utamanya yang baik juga menjadi nilai plus lain bagi film ini. Joseph Gordon-Levitt terlihat meyakinkan sebagai seorang bicycle messenger yang super andal dan tengah bersusah payah memacu sepedanya menghindari kejaran musuh. Keberanian Gordon-Levitt untuk melaksanakan banyak sekali agresi stunt sendiri dan menguasai banyak trik bersepeda membuatnya terlihat begitu meyakinkan disini. Michael Shannon? Ah sungguh menyenangkan melihatnya sebagai sosok polisi antagonis gila yang punya kesulitan mengontrol emosinya dan selalu meledak-ledak. Jika anda ingat adegan dikala Shannon mengamuk di Take Shelter, maka ia akan lebih sering menampilkan emosi-emosi ibarat itu disini, bedanya di Premium Rush ia lebih gila dan bukan seorang laki-laki yang melampiaskan segala emosi terpendamnya, melainkan laki-laki yang terlalu gampang melampiaskan emosi yang ia rasakan. Jarang sekali sebuah film Hollywood yang berbalut action bisa menampilkan "pertarungan" protagonis-antagonis dimana keduanya bermain dengan meyakinkan dan punya abjad yang jelas, dan disini pertarungan Wilee-Bobby terang menarik.

Sampai disini tampaknya saya akan menyatakan bahwa Premium Rush ialah film yang manis dan akan menempatkan bintang empat di bab rating, tapi tidak. Premium Rush tidak memposisikan diri sebagai film kurang bakir yang hanya mengumbar adegan agresi saja. Film ini terlihat tetap berusaha memasukkan unsur kisah yang (maunya) menarik dengan menambahkan misteri, percintaan bahkan drama melankoli antara ibu dan anak juga sedikit diselipkan. Namun sayangnya semua itu tidak ada yang berhasil. Misteri mengenai paket dan segala hal disekitarnya tidak menciptakan saya penasaran, alasannya ialah toh tidak ada juga sebuah twist yang bisa saya harapkan. Pada jadinya tanggapan dari misteri tersebut saya yakin hanya ada di seputar paket apa yang dibawa dan alasan Bobby mengejar Wilee. Selain itu tidak ada hal menarik lainnya yang bisa digali dan diikuti. Bumbu percintaan dan relasi ibu-anak yang diselipkan juga sama sekali tidak menggigit. Hal ini menciptakan film terasa membosankan disaat adegan aksinya tengah mengalami penurunan tensi. Disaat itulah tidak ada hal lain yang bisa menciptakan filmnya menarik kecuali mungkin bila Michael Shannon muncul di layar. Sudah begitu film ini juga ditutup dengan ending yang sangat antiklimaks dan jauh dari kesan epic ibarat cita-cita dan bayangan saya sesudah melihat perjalanan filmnya yang cepat. Kekurangan itulah yang pada jadinya gagal menciptakan Premium Rush menjadi film yang bagus, namun setidaknya masih layak tonton sebagai hiburan yang tidak jelek.

Artikel Terkait

Ini Lho Premium Rush (2012)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email