Danny Boyle ialah sutradara yang hebat, dan pernyataan tersebut memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Kemampuannya dalam menselaraskan style dengan substance memang luar biasa ibarat yang kita jumpai dalam film-filmnya mulai dari Trainspotting, 28 Days Later, Slumdog Millionaire hingga 127 Hours. Maka disaat Boyle membuat sebuah film yang katanya meramu unsur realita dan fantasi menjadi satu saya sangat tertarik. "Pasti bakal jadi film yang gila!" begitu pikir saya. Membaca banyak sekali review yang ada, banyak orang menyebut Trance laksana adonan Memento dan Inception. Ya, dua film Nolan dengan plot twist aneh itu digabung menjadi satu? Apakah Trance memang sehebat itu? Meski penasaran, saya sendiri sedikit ragu bahwa Trance akan sehebat yang saya dengar mengingat secara pendapatan film ini merugi dan pendapat kritikus terbilang biasa saja. Angka 69% di Rotten Tomatoes terperinci tidak buruk tapi juga bukan angka bagi film yang dikatakan sebagai adonan Memento dengan Inception. Sebenarnya pandangan gres perihal film ini sudah muncul hampir 20 tahun kemudian ketika Boyle gres saja menyelesaikan debut filmnya, Shallow Grave. Tapi lantaran berdasarkan Boyle naskah milik Joe Ahearne tersebut akan sulit digarap pada waktu itu, jadilah rencana tersebut batal meski kesudahannya Trance sempat dibentuk sebagai film televisi pada 2001. Tapi Boyle tidak pernah melupakan naskah milik Ahearne tersebut dan sehabis hampir dua dekade berlalu ia pun membuatnya.
Simon Newton (James McAvoy) ialah seorang juru lelang yang suatu hari mendapati pelelangan yang tengah berlangsung diserbu oleh sekawanan perampok yang berniat mencuri lukisan seharga 25 juta. Sesuai prosedur, Simon akan membawa lukisan tersebut dan membuangnya di daerah pembuangan sampah untuk menyelamatkannya, tapi di tengah perjalanan ia dihadang oleh Franck (Vincenct Cassel) yang merupakan pimpinan dari para perampok tersebut. Mencoba melawan, Simon kesudahannya harus mendapat sebuah pukulan yang membuatnya pingsan dan lukisan itupun berhasil dibawa pergi oleh para perampok. Namun mereka terkejut ketika mengetahui yang mereka bawa ternyata hanya sebuah bingkai kosong tanpa berisi lukisan yang mereka incar. Hanya Simon lah yang tahu dimana keberadaan lukisan tersebut, dan sayangnya akhir pukulan yang diberikan oleh Franck di kepalanya, Simon mengalami amnesia. Dia sama sekali tidak mengingat dimana ia terakhir menyembunyikan lukisan tersebut. Untuk itulah Franck membawa Simon untuk mendatangi spesialis hipnosis guna mendapat ingatannya kembali. Simon pun menentukan tiba ke daerah Elizabeth Lamb (Rosario Dawson). Terapi hipnosis dilakukan pada Simon yang pada kesudahannya secara perlahan justru mengungkap banyak sekali macam belakang layar serta konspirasi yang terjadi dalam perampokan tersebut.
Trance memang bermain-main dalam ranah dimana kenyataan berbaur dengan imajinasi dan imajinasi yang disebabkan oleh ingatan yang kabur atau menghilang. Hal tersebut memang berpotensi untuk membuat sebuah misteri yang menarik untuk diikuti dan berpotensi pula menawarkan banyak sekali kejutan demi kejutan pada penonton. Sampai pada ranah konsep serta dasar ceritanya, memang Trance terasa sebagai adonan dari Inception dan Memento. Tapi untuk menyamakan film ini dengan kedua film tersebut secara hasil selesai saya rasa tunggu dulu, masih banyak aspek yang perlu diperhatikan disini. Bicara soal gaya, intinya Boyle dan Nolan memang mempunyai sebuah kemiripan, yakni sama-sama gemar menggunakan plot yang tidak linier pada film-film mereka. Boyle memang kerap menggunakan momen flashback yang tiba-tiba memotong ceritanya yang tengah berjalan maju guna menjelaskan lebih jauh mengapa atau apa yang membuat sang aksara tiba pada poin ketika itu. Dalam Trance gaya tersebut masih dipertahankan namun fungsinya sedikit beralih yakni untuk menyajikan sebuah twist baik itu menawarkan balasan mengejutkan atau membuat plot-nya menjadi terasa lebih rumit. Disinilah saya mengerti alasan banyak orang menyamakan film ini dengan Memento.
Permasalahannya, perjuangan Boyle untuk membuat twist dengan membuat penontonnya kebingungan terasa dingin dan tidak bermakna disini. Dalam satu poin inilah terdapat jurang besar yang memisahkan dua masterpiece Nolan tersebut dengan Trance milik Danny Boyle. Disaat Nolan bisa mengajak penontonnya terikat pada poin "saat ini" dalam plot-nya sambil terus membuat mereka ingin tau akan balasan dari misterinya, Boyle tidak berhasil melaksanakan itu. Trance memang dibuka dengan sangat menarik dan punya banyak sekali misteri besar yang cukup menantang untuk dipecahkan. Tapi seiring dengan berjalannya film, ketertarikan saya untuk ukut "berpartisipasi" dalam memecahkan misteri yang ditebarkan Boyle makin berkurang. Karena apa? Karena intinya Trance ialah sebuah misteri sederhana yang coba sekuat tenaga untuk dibentuk serumit mungkin. Tapi bukankah Memento juga sederhana namun coba dibentuk rumit? Memang begitu, tapi ibarat yang sudah saya tuliskan diatas, Boyle tidak bisa membuat kisah yang menjadi penghubung antara konflik dengan twist jawabannya menjadi menarik. Trance mungkin tidak hingga awut-awutan lantaran Boyle ialah seorang pencerita yang baik, namun untuk menyajikan sebuah kepuasan menonton berkat alur menarik serta twist yang kurang ajar, Trance terperinci belum hingga kesana.
Trance mungkin bukan masterpiece layaknya Memento atau Inception, tapi juga terperinci bukan sebuah film yang buruk. Misterinya mungkin tidak begitu mengcengkeram perhatian saya tapi masih menarik untuk diikuti walaupun sayangnya sempat keluar jalur terlalu jauh di serpihan tengah yang makin menurunkan daya tariknya. Pada ketika semua faktanya dibeberkan pun saya tidak hingga terperanjat dan hanya bergumam "oh, gitu toh ternyata". Tapi setidaknya kalau bicara persoalan twist, Trance akan punya banyak twist berlapis yang siap secara bergantian memberi kejutan demi kejutan meski tidak ada satupun kejutan yang terasa luar biasa. Untungnya, Boyle masih tetap setia mempertahankan gayanya dalam hal visual yang penuh warna dan mempunyai sinematografi yang indah lewat banyak sekali pengambilan gambar yang unik. Pada kesudahannya Trance memang sangat terbantu oleh hal-hal diluar ceritanya, ibarat aspek visualnya, kemudian gaya Boyle yang merangkum filmnya dengan cut cepat yang tidak memusingkan kepala dan membuat filmnya terus berjalan dengan dinamis, hingga iringan musik elektronik yang berhasil membangun nyawa tiap adegannya. Trance mugkin bukan masterpiece, tapi terperinci sebuah tontonan thriller-kriminal berbalut misteri menarik yang bergerak cepat dan sering menghantam dengan keras sekaligus tampil seksi dalam balutan warna-warni serta sosok Rosario Dawson.
Ini Lho Trance (2013)
4/
5
Oleh
news flash