Sunday, January 13, 2019

Ini Lho V/H/S/2 (2013)

Hanya butuh waktu setahun sejak V/H/S untuk sekuelnya dirilis ke pasaran. Sama menyerupai prekuelnya, film yang awalnya berjudul S-V/H/S ini juga diputar perdana di Sundance Film Festival dan mendapat evaluasi yang lebih manis dari film pertamanya. Jika dalam V/H/S ada enam film termasuk Tape56 yang menjadi penghubung, maka dalam V/H/S/2 akan ada lima film horror yang siap mengatakan teror pada penonton. Dari para sutradara film pertamanya hanya Adam Wingard yang kembali. Nama-nama lain yang duduk di dingklik sutradara yaitu Simon Barrett, Eduardo Sanchez & Gregg Hale (The Blair Witch Project) serta Jason Eisener (Hobo with a Shotgun). Namun bagi para pecinta film Indonesia tentunya keterlibatan Gareth Evans dan Timo Tjahjanto yang berkolaborasi menyutradarai segmen Safe Haven yaitu hal yang paling menarik perhatian. Berikut yaitu review dari masing-masing segmen.

TAPE 49
Sama menyerupai Tape 56. segmen garapan Simon Barrett ini yaitu penghubung dari keseluruhan narasi film ini sekaligus menjadi pembuka dan penutup. Ceritanya sendiri tidak jauh beda dimana ada dua orang investigator yang tengah menyidik hilangnya seorang mahasiswa. Mereka kemudian masuk secara paksa ke rumah anak tersebut untuk mencari petunjuk. Seperti yang sudah kita tahu mereka akan menemukan serangkaian video-video mengerikan yang nantinya juga akan membawa mereka pada insiden mengerikan pada akhirnya. Tidak ada yang Istimewa dari segmen ini alasannya yaitu gunanya juga hanya sebagai pengubung antara satu segmen dengan yang lain. Namun jikalau dibandingkan dengan Tape 56, maka Tape 49 sedikit lebih baik alasannya yaitu masih bisa menebar beberapa misteri mengenai klarifikasi mengapa rangkaian tape tersebut sanggup berujung pada insiden mengerikan. Tingkat keseramannya tidak seberapa, ending-nya juga gampang ditebak, hanya sedikit lebih nyeleneh dibandingkan Tape 56. (3/5)

CLINICAL TRIALS
Melakukan pendekatan yang agak menyerupai dengan segmen pembuka di film pertama yakni Amateur Night, segmen garapan Adam Wingard ini mengambil sudut pandang kameranya dari mata palsu yang dipasang pada seorang laki-laki sesudah ia kehilangan mata kirinya akhir kecelakaan. Mata tersebut berfungsi layaknya kamera tersembunyi. Namun yang abnormal yaitu mata tersebut menciptakan orang yang memakainya bisa melihat hal-hal mengerikan menyerupai penampakan hantu menyeramkan. Sebuah konsep yang menyerupai dengan The Eye memang, namun Wingard juga berhasil mengatakan keseraman yang cukup efektif dalam segmen ini. Beberapa momen penampakan hantu cukup mengejutkan dan menyeramkan. Keseraman tersebut bisa bertahan sampai klimaksnya yang cukup intens dan berujung pada sebuah ending yang tidak hanya mengerikan namun cukup brutal. Sama menyerupai Amateur Night, Clinical Trials yaitu segmen pembuka yang sangat memuaskan. (4/5)

A RIDE IN THE PARK
Segmen yang dibentuk oleh Eduardo Sánchez dan Gregg Hale, duo yang menciptakan The Blair Witch Project ini boleh dibilang mengatakan sudut pandang gres dalam film zombie. Berkisah wacana seorang laki-laki yang sedang bersepeda di sebuah taman dimana laki-laki tersebut dikejutkan dengan kemunculan seorang perempuan yang terluka parah. Berusaha menolongnya, ternyata perempuan tersebut yaitu zombie, dan sang laki-laki pun pada akibatnya bermetamorfosis zombie. Jadilah kita melihat sebuah tontonan mockumentary dari sudut pandang zombie dan bukan orang yang menjadi korban. Konsep yang unik sebenarnya, namun mengakibatkan zombie sebagai sudut pandang utama jujur mengurangi tingkat keseraman filmnya. Klimaks dikala zombie menyerang orang-orang yang tengah berpesta juga tingkat kegilaannya nanggung meski secara keseluruhan punya cukup banyak adegan gore yang memuaskan. Untungnya segmen ini ditutup dengan memuaskan. (3.5/5)

SAFE HAVEN
Ini beliau segmen yang digarap oleh duo Timo Tjahjanto dan Gareth Evans. Kisahnya mengenai beberapa orang reporter yang tengah meliput sebuah perkumpulan agama pimpinan seorang laki-laki yang dipanggil Bapak (Epy Kusnandar). Perkumpulan itu sendiri sering dianggap sesat oleh masyarakat luas. Sampai para reporter itu diundang untuk berkunjung ke rumah dimana sekte tersebut menetap. Namun disana mereka tidak tahu bahwa teror luar biasa mengerikan sudah menanti. Ya, Safe Haven tidak hanya segmen tepanjang di V/H/S/2 namun juga paling gila, paling berdarah, paling menyeramkan dan tentunya yang terbaik. Sebuah rangkaian titik puncak panjang yang penuh darah dan cuilan badan berhamburan yaitu bukti kegilaan Timo dan Gareth. Sama menyerupai di segmen Libido pada The ABC's of Death, Timo berhasil memperlihatkan betapa gilanya beliau jikalau diberi kebebasan bereksplorasi. Tidak hanya momen yang menegangkan dan mengerikan, segmen ini juga berhasil menggabungkan banyak sekali genre horor mulai dari zombie, monster, religius, hingga thriller psikologis. Belum lagi banyak sekali hal tersirat yang terdapat dalam film ini menyerupai child molesting. Jangan lupakan juga akting memuaku seorang Epy Kusnandar. (5/5)

SLUMBER PARTY ALIEN ABDUCTION
Diarahkan oleh Jason Eisener yang menyutradarai Hobo With a Shotgun, segmen ini tidak beruntung ditempatkan sesudah Safe Haven yang luar biasa itu. Dibuka dengan cukup baik lewat kelucuan-kelucuan tingkah polah serta obrolan karakternya, film ini justru makin membosankan malah disaat momen horor-nya sudah dimulai. Tidak ada kejutan berarti, dalam arti apa yang ditampilkan film ini sudah bisa kita tahu hanya dengan membaca judulnya. Kemunculan para alien tidak mengerikan, desainnya juga tidak terasa mengancam. Bahkan alien dari Sign milik Shyamalan masih jauh lebih mengerikan. Konsep kemunculan alien dengan pesawatnya memag unik, tapi penggarapan dengan konsep mockumentary menciptakan kemunculan mereka bukannya mengerikan tapi tidak jelas. Padahal konsep kamera yang diletakkan pada anjing sudah merupakan hal yang kreatif. (2/5)

Dibuka dengan baik, memiliki segmen Safe Haven yang luar biasa, punya banyak sekali konsep penempatan kamera yang unik serta konsep dongeng yang cukup unik meski tidak semuanya dieskekusi dengan baik namun masih mengakibatkan film ini sekuel yang sedikit lebih baik daripada film pertamanya. Mungkin jikalau bicara mana yang lebih banyak mengumbar momen menyeramkan, film pertamanya sedikit lebih banyak. Namun jikalau bicara mana yang lebih menyenangkan ditonton maka V/H/S/2 jauh lebih menyenangkan. Sayang segmen garapan Jason Eisener yaitu segmen yang sangat lemah, hanya lebih baik daripada Second Honeymoon yang merupakan segmen terburuk jikalau dua film V/H/S ini digabungkan. Tentu saja saya berharap ada film ketiganya yang agar saja masih menampilkan Adam Wingard dan tentunya Timo Tjahjanto ataupun Gareth Evans.

Artikel Terkait

Ini Lho V/H/S/2 (2013)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email