Monday, January 14, 2019

Ini Lho Dr. No (1962)

Film pertama yang menampilkan sosok James Bond di layar lebar ini bukan hanya mensugesti popularitas dari abjad ciptaan Ian Fleming ini, tapi juga punya dampak yang begitu besar pada dunia perfilman bahkan banyak sekali macam pop culture ikut terpengaruh oleh film ini. Semenjak rilisnya Dr. No, novel-novel yang menampilkan James Bond laris keras. Nama Sean Conery sang pemain film Bond mulai dikenal lewat film ini. Begitu pula Ursula Andress yang mulai menjadi ikon seks berkat kemunculan legendarisnya dengan mengenakan sebuah bikini. Bahkan bikini yang ia kenakan menjadi sebuah tren fashion ketika itu. Dengan bujet hanya $1,1 juta, Dr. No sanggup meraih pendapatan mendekati $60 juta, sebuah angka yang fantastis mengingat ketika itu James Bond belum setenar sekarang. Semenjak kemunculannya disini, genre film yang menampilkan mata-mata mulai diminati, meski pada awalnya James Bond sempat mengundang kontroversi dengan kebruralannya yang diperbolehkan asal membunuh dan kegemarannya berafiliasi seks dengan wanita-wanita yang ia temui. Bond versi Conery memang tidak sekelam versi Craig, tapi juga tidak sekonyol Roger Moore ataupun Pierce Brosnan yang meski keren tapi filmnya terlalu banyak dihiasi gadget konyol.

Dibuka dengan opening dan music theme legendaris yang menciptakan saya pribadi tersenyum senang, film ini akan mengajak kita melihat perkara hilangnya John Strangways (Timothy Moxon), salah seorang anggota intelegen Inggris yang bertugas di Jamaika.Untuk memeriksa perkara tersebut dikirimlah James Bond (Sean Conery) si distributor 007 untuk mencari tahu kebenaran di balik hilangnya Strangways. Disana Bond juga dibantu oleh distributor CIA, Felix Leiter (Jack Lord) dan Quarrel (John Kitzmiller) seorang warga sekitar yang sempat bekerja bagi Strangways. Tentunya Bond juga akan bertemu dengan Bond Girlsi yang akan membantunya, siapa lagi kalau bukan Honey Ryder (Ursula Andress). Perlahan Bond mulai menemukan fakta wacana keberadaan Dr. Julius No (Joseph Wiseman) yang menjalankan proyek misterius di salah satu pulau terlarang disana. Hilangnya Strangways pun ternyata ada hubungannya dengan Dr. No yang punya sebuah rencana jahat yang sanggup membahayakan dunia.

Cerita yang ditawarkan dalam Dr. No memang sangat simpel. Memang ada misteri dan konspirasi tapi tidak dalam taraf yang kompleks. Tidak ada sosok villain yang kompleks pula, sebab Dr. Julius No ialah murni seorang ilmuwan jenius asing yang menggunakan kepintarannya untuk berbuat kejahatan sebab ditolak oleh negara Barat dan Timur. Hanya itu saja latar belakang yang disampaikan mengenai sang musuh pada kita. Tipikal modus operandi kejahatannya juga sudah sering kita jumpai ratusan kali di film. Alur ceritanya sendiri berjalan biasa saja dengan tidak adanya twist yang mengejutkan. Beberapa kejutan yang coba ditebar juga memang tidak dimaksudkan untuk memberi imbas shocking melainkan sebatas menambah konflik. Tapi semoga bagaimanapun Dr. No sudah memperlihatkan cetak biru bagi plot film-film James Bond untuk kepedepan. Pertama beliau akan tiba ke kantor mendapatkan perintah dari M, bertemu Miss Moneypenny, kemudian mendapatkan gadget (meski di film ini sosok Q belum muncul) kemudian barulah ia menjalankan misi. Tentunya dalam misi akan ada beberapa bond girls disana. Inilah Bond Formula yang telah menjadi klasik hingga kini.
Mungkin Dr. No tidak terasa kelam layaknya Skyfall. Beberapa humor ditampilkan disini sehingga menciptakan suasana filmnya terasa ringan. Bahkan banyak kritikus yang diawal perilisan menyampaikan bahwa Dr. No lebih pantas disebut sebagai parodi (kalau ini parodi, 007 versi Roger Moore apa namanya?). Tapi yang saya suka dari film ini ialah bagaimana agresi James Bond tidaklah ditampilkan dengan terlalu muluk dan berlebihan. Tentu saja masih ada beberapa hal tidak masuk akal, tapi semuanya masih terasa manusiawi. Tidak ada gadget berlebihan menyerupai senapan pulpen atau kendaraan beroda empat tembus pandang, cukup sebuah pistol saja yang Bond bawa. Bahkan untuk bersembunyi dari lawannya di sungai, Bond menggunakan cara tradisional dengan bernapas menggunakan pecahan bambu. Adegan car chase berjalan cukup seru tanpa ada ledakan bombastis yang berlebihan. Adegan aksinya sederhana namun efektif. 

Saya cukup suka Bond versi Conery yang flamboyan dan punya selera humor tapi masih seorang jasus yang tangguh dan cukup brutal. Saya juga gres pertama kali melihat Bond yang begitu berserakan dan terluka di film ini (Bond versi Craig ialah pengecualian). Mungkin yang kurang dari sosok Bond disini ialah tidak adanya latar belakang yang cukup kuat. Saya sendiri sanggup menyukai Bond disini sebab sudah terlebih dahulu mengenal Bond sebagai abjad legendaris. Tapi disaat film ini pertama rilis, saya memaklumi bila ada banyak sekali macam pihak yang tidak menyukai sosoknya bahkan menyebut James Bond sebagai perlambang distributor kapitalis. Tentu saja sosok laki-laki misterius yang juga seorang playboy dan tidak ragu-ragu untuk membunuh lawannya tidak akan gampang mengambil simpati penonton. Ursula Andress sebagai Honey Ryder sang bond girls juga dengan luar biasa menjabarkan makna sebuah keseksian dalam kiprahnya disini. Bikini yang di zaman kini sudah terlihat biasa terasa luar biasa, begitu juga di adegan-adegan lain, Ursula masih tetap punya sex appeal yang tinggi. Seorang bond girl yang tepat dalam sebuah film James Bond yang bagi saya bukanlah terbaik namun menjadi panutan bagi tidak hanya film Bond berikutnya tapi juga film bertemakan distributor rahasia.


Artikel Terkait

Ini Lho Dr. No (1962)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email