Charlie Kaufman ialah penulis naskah yang jenius. Saya rasa semua orang yang sudah menonton film-film yang naskahnya ia tulis akan menyetujui hal tersebut. Cerita yang ditampilkan Kaufman selalu punya alur yang unik dengan memasukkan unsur fantasi maupun sci-fi kedalamnya. Selalu ada yang nyeleneh dalam jalinan kisah yang ditulis oleh Charlie Kaufman. Tapi yang paling utama ialah dari kisah-kisah yang ditulis semuanya merupakan kisah yang original. Kita tidak akan menemui keunikan-keunikan tersebut dalam kisah lainnya. Bahkan film ibarat Adaptation yang merupakan penyesuaian dari novel non-fiksi berjudul The Orchid Thief sekalipun punya keunikan imajinasi yang gila-gilaan. Saya sendiri sebelum ini gres menonton dua film yang naskahnya ditulis oleh Kaufman, yaitu Adaptation dan Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Film yang disebut kedua bagi aku ialah salah satu kisah cinta paling romantis yang pernah ditampilkan dalam film. Semua itu berawal dari karya perdana Kaufman yang disutradarai oleh Spike Jonze yang rilis tahun 1999 dengan judul yang bahwasanya sudah menunjukkan kalau ini akan jadi film yang "aneh", yaitu Being John Malkovich.
Craig Schwartz (John Cusack) ialah seorang puppeteer yang tidak terlalu sukses meski sangat berbakat. Dia tinggal bersama sang istri, Lotte (Cameron Diaz) yang begitu menyayangi (atau mungkin terobsesi) binatang sehingga dirumah mereka terdapat banyak binatang peliharaan mulai dari burung beo hingga simpanse. Keduanya hingga kini juga belum mempunyai anak dengan alasan dari Craig bahwa keuangan mereka belum siap untuk mempunyai anak. Terus gagal dalam pekerjaannya sebagai puppeteer Craig balasannya mencari pekerjaan lain dan berhasil mendapat pekerjaan sebagai juru arsip di sebuah perusahaan berjulukan "Lester Corp" milik Dr. Lester (Orson Bean). Tidak ada yang gila dengan pekerjaan tersebut, yang gila justru lokasi dari "Lester Corp" yang terletak di lantai 7½ sebuah gedung di New York dengan langit-langit yang sangat rendah sebab terletak diantara lantai 7 dan lantai 8. Disanalah Craig berkenalan dengan Maxine (Catherine Keener) yang juga bekerja di lantai tersebut. Sedari awal pertemuan mereka Craig sudah menyukai Maxine walaupun ia sudah beristri dan terus mencoba mendekati Maxine. Sampa suatu hari dibalk lemari daerah kerjanya Craig menemukan sebuah pintu kecil yang sesudah ia masuki ternyata bisa membuatnya masuk kedalam kepala/pikiran John Malkovich meski hanya 15 menit.
Dibalik konsepnya yang gila dan amat kreatif, Being John Malkovich punya beberapa hal yang bisa diambil. Saya melihat ada dua hal pokok mengenai insan yang bisa diambil dari film ini. Dua hal yang saling berkaitan dan pada balasannya bisa berpotensi berujung pada hal yang sama. Kedua hal tersebut ialah "obsesi" dan "rasa tidak percaya diri". Obsesi dalam film ini nampak terang dari karakter-karakter yang ada didalamnya. Sosok Craig sedari awal sudah bisa kita lihat ialah orang yang terobsesi pada dunia puppeteer. Dia tidak mau mencari pekerjaan lain selain menjadi pemain boneka. Perasaan yang ia rasakan diluapkan oleh Craig kedalam curhatan dalam bentuk pementasa boneka. Craig juga begitu terobsesi dengan Maxine. Ya, terlihat bahwa apa yang dirasakan Craig bukanlah cinta yang sehat melainkan lebih cenderung kearah obsesi. Meski sudah mengetahui bahwa Maxine tidak tertarik padanya dan berbuat tidak adil padanya namun Craig masih terus bersedia melaksanakan apapun termasuk mengurung istrinya didalam kurungan monyet untuk bisa bercinta dengan Maxine. Lotte sang istri juga tidak jauh berbeda dalam hal obsesi. Seperti halnya sang suami, Lotte juga terobsesi dengan hobinya, yaitu hewan. Lotte juga pada balasannya terobsesi dengan sosok John Malkovich.
Diluar kisah yang tersirat didalamnya, Being John Malkovich terang sangat menarik diikuti dengan konsep yang unik dan gila tersebut. Penuh dengan kejutan dari awal hingga selesai dan dibalut dengan beberapa humor cerdas yang cukup bisa memancing tawa menciptakan film ini tidak pernah mempunyai sedikitpun momen membosankan didalamnya. Menjelang selesai mungkin kisahnya akan sedikit rumit dengan banyak sekali teori mengenai perpindahan jiwa dan tubuh, tapi damai saja hal itu tidaklah terlalu rumit dan masih bisa dipahami sembari menikmati filmnya. Jikapun belum terlalu paham, berpikir beberapa menit sesudah film usai aku rasa juga sudah cukup untuk bisa memahami jalinan kisahnya. Meski begitu aku tetap mencicipi ada beberapa kejanggalan didalamnya semisal mengapa John Malkovich yang dipilih kemudian wacana konsep "terjebak dalam badan lain" terasa kurang mendapat pembagian terstruktur mengenai yang memuaskan. Tapi toh hal-hal tersebut tidak bisa mengurangi kenikmatan menonton film ini bagi saya.
Secara keseluruhan aku masih lebih suka dua karya Kaufman setelahnya yaitu Adaptation dan Eternal Sunshine of the Spotless Mind, tapi Being John Malkovich terang sebuah salah satu film dengan jalinan kisah paling unik dan asli yang dimiliki Hollywood. Apalagi film ini juga diisi oleh para pemain yang tidak hanya bermain bagus namun juga unik ibarat John Malkovich yang tampil luar biasa sebagai dirinya sendiri atau Cameron Diaz yang tampil dengan make up yang menciptakan aku pangling sebab kecantikan dan keseksiannya hampir tidak tersisa sedikitpun. Begitu juga dengan Catherine Keener yang begitu baik menjadi Maxine yang licik dan menggoda. Tiga nominasi Oscar pun didapat film ini yaitu Best Director, Best Supporting Actress untuk Catherine Keener dan tentunya Best Original Screenplay bagi Charlie Kaufman. Sebuah film yang gila namun tetap lezat dan gampang diikuti.
Ini Lho Being John Malkovich (1999)
4/
5
Oleh
news flash