Monday, January 7, 2019

Ini Lho Bill Cunningham New York (2010)

Di tengah hingar bingar kota New York Bill Cunningham hanya menaiki sebuah sepeda bau tanah yang butut berkeliling kota. Di tengah kemewahan New York, Bill Cunningham hanya tinggal di sebuah apartemen sempit yang lebih banyak berisikan kabinet kerja daripada perabotan. Di antara glamornya masyarakat New York, Bill Cunningham senantiasa menggunakan jaket biru yang biasa dipakai tukang sampah atau mantel tipis murah yang selalu ia tambal dengan perekat daripada membeli gres dikala sobek. Sekilas beliau hanyalah laki-laki bau tanah kecil yang tidak akan dianggap oleh warga New York dengan segala gaya hidup kelas atas mereka. Tapi disaat banyak ikon fashion menilai tinggi dirinya, bahkan Anna Wintour sang editor Vogue berkata "we all get dressed for Bill", maka kita tahu Bill Cunningham bukan laki-laki bau tanah biasa. Kaprikornus siapa Bill yang begitu dipuja ini? Dia yaitu fotografer New York Times yang berfokus pada kolom fashion. Bedanya, Bill lebih sering memotret di jalan daripada runway.

Setiap pagi Bill akan terjun ke "medan perang", tepatnya di jalanan kota New York. Disana beliau akan memotret siapapun itu mulai dari anak muda hingga orang tua, warga biasa hingga selebritis dan sosialita. Seperti apa yang tergambar dari kalimat Anna Wintour diatas, bagi para pejalan kaki New York, difoto oleh Bill yaitu kehormatan besar, sebab artinya fashion yang ia kenakan bagus. Bill sudah melaksanakan ini selama puluhan tahun, sehingga masuk akal saja dikala desainer Oscar de la Renta menyampaikan bahwa Bill merupakan orang dengan rekaman sejarah fashion New York terlengkap. Bagi Bill yang amat terobsesi dengan fashion, apa yang orang kenakan yaitu jati diri mereka dan sebab itu nampak lebih bermakna dikala tampak di jalan daripada runway. Semua itu ia rangkum dalam kolom On the street. Sedangkan pada malam harinya ia sibuk berkeliling dari satu ke program ke program lain untuk (lagi-lagi) mengambil foto dalam tiap even yang ia gunakan untuk kolom Evening Hours.
Film ini mengingatkan aku pada dokumenter lain yang juga menyoroti kehidupan sosok senior, Elain Stritch: Shoot Me. Persamaan keduanya yaitu semangat yang dihadirkan oleh subjek berhasil ditularkan pada saya. Bill dengan kebebasannya, dengan semangatnya, dengan tawanya bisa mengakibatkan pengalaman menonton dokumenter ini amat menyenangkan. Bukan gelak tawa sebab kelucuan yang terasa, melainkan senyum simpul kebahagiaan. Saya senang melihat Bill dengan antusias ibarat anak kecil yang mendapat mainan gres berlarian kesana kemari dengan kameranya, memotret segala bentuk gaya fashion pejalan kaki New York. Film ini yaitu citra tepat wacana sebuah totalitas. Saat sedang bekerja, Bill hanya akan berfokus pada pekerjaannya dan tidak akan berhenti meski hanya untuk meminum segelas wine. Bill Cunningham New York pun jadi sebuah perkenalan memuaskan bagi orang ibarat aku yang belum mengenal siapa Bill Cunningham. 

Film ini mengeksplorasi kesehariannya secara menyeluruh, memperkenalkan aku pada pandangan hidupnya, mengenalkan aku pada kepribadiannya baik itu lewat observasi maupun wawancara dengan orang-orang di sekitar Bill. Mungkin satu hal yang akan tetap menjadi pertanyaan besar sehabis filmnya usai yaitu "seperti apa kehidupan pribadi Bill?" dimana kehidupan pribadi yang dimaksud bisa jadi cerita cinta, keluarga, kepercayaan, dan hal-hal lain yang bersifat intim. Saat pada kesannya semua itu tidak terjawab tuntas bukan sebab filmnya kurang dalam dikala observasi, tapi lebih sebab Bill sendiri yang memang tidak punya waktu untul hal bersifat pribadi. Hampir 100% waktu ia dedikasikan untuk hal-hal berbau fashion photography. Tapi lewat dua pertanyaan singkat yang diajukan sutradara Richard Press menjelang akhir, secara tersirat aku bisa menangkap ibarat apa isi hati sang fotografer. Mungkin tidak gamblang, tapi coba perhatikan dan rasakan baik-baik momen tersebut, maka anda akan bisa mengetahui siapa Bill Cunningham itu sebenarnya. 
Bill Cunningham New York juga masih sempat membahas sebuah stigma bahwa kita bisa menilai seseorang dari pekerjannya. Mendengar ada orang bekerja di sebuah klub malam, gampang bagi kita eksklusif memberi cap beliau yaitu orang tidak bermoral, doyan pesta, dan segala macam anggapan lainnya. Tapi Bill pertanda hal itu salah. Bill Cunningham memang memuja fashion, mengagumi gaya berpakaian yang unik dan glamor, tapi bukan berarti ia orang yang memuja kehidupan mewah. Justru sebaliknya, Bill tidak menyukai gaya hidup semacam itu, dan lebih menentukan menjalani hidup dengan kesederhanaan yang teramat sangat. Tapi lihat bagaimana orang ini begtu dihormati oleh kalangan atas dan para pembesar. Bahkan dalam suatu kesempatan Anna Wintour rela berhenti sejenak di jalan hanya untuk difoto oleh Bill, tapi begitu sang laki-laki bau tanah selesai Anna begitu saja pergi tanpa memberi kesempatan fotografer lain untuk memotretnya. Bagi Anna dan ikon fashion lainnya, yaitu kehormatan dikala Bill memotret mereka, dan bagaikan sebuah selesai dunia dikala sang fotografer menentukan berlalu. 

Begitu menarik melihat agresi Bill di jalan bukan saja sebab sosoknya yang penuh semangat, tapi juga menarik melihat dokumentasi gaya berpakaian para pejalan kaki New York. Begitu banyak fashion style yang mencolok mata dan menjadi nirwana bagi Bill untuk memotret. Sebagai film wacana fotografer fashion, film ini tetap tidak lupa untuk memberi hiburan visual berupa banyaknya baju dan style menarik di tiap sudut kota. Sedangkan sebagai film wacana Bill Cunningham, film ini juga berhasil menggambarkan bagaimana sosoknya telah menjadi sebuah arsip fashion terlengkap yang bukan mustahil mengalahkan kelengkapan internet sekalipun. Saya pun pada kesannya berhasil dibentuk mengagumi hampir semua aspek dalam diri Bill, dan bisa mengerti kenapa banyak orang mengaguminya. Pertanyaan yang cukup miris adalah, benarkah semua orang itu menyayangi Bill? Atau hanya sebab Bill menentukan hierarki mereka dalam dunia fashion dimana hierarki merupakan salah satu hal terpenting untuk bertahan hidup di New York? Tidak ada yang tahu, tapi yang niscaya Bill Cunningham berhasil mendokumentasikan sejarah perjalanan fashion dengan lengkap, dan Bill Cunningham New York mendokumentasikan proses itu dengan lengkap pula.

Artikel Terkait

Ini Lho Bill Cunningham New York (2010)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email