Thursday, January 10, 2019

Ini Lho How To Train Your Dragon 2 (2014)

Film pertama How to Train Your Dragon jelas merupakan kejutan yang menyenangkan dari DreamWorks. Disaat studio yang satu ini biasanya lebih banyak menelurkan animasi-animasi konyol yang hanya bisa dinikmati belum dewasa saya tidak menyangka bakal mendapat sebuah film yang tidak hanya seru tapi juga punya kisah anggun dengan perasaan di dalamnya, sesuatu yang selama ini lebih identik dengan film-film Pixar. Kemunculan film pertama HTTYD juga hadir di dikala yang tepat, alasannya ialah pada dikala itu franchise andalan DreamWorks yakni Shrek mulai mengalami penurunan kualitas meski disaat hampir bersamaan muncul Kung Fu Panda, tapi tentu saja itu tidak cukup. Dengan keberhasilan meraih $494 juta, HTTYD juga menjadi game changer bagi DreamWorks yang sekarang jadi punya media untuk menghadirkan animasi yang lebih sampaumur dan gelap sesudah selama ini hanya berfokus pada menciptakan animasi yang kekanak-kanakan. Cukup mengejutkan memang pasca kesuksesan luar biasa film pertamanya butuh waktu empat tahun hingga sekuelnya rilis, tapi toh itu mengambarkan bahwa DreamWorks tidak ingin asal-asalan dalam menciptakan film keduanya. Jelas merupakan sinyal kasatmata alasannya ialah hal itu berarti How to Train Your Dragon 2 bukan sekedar sekuel yang dibentuk untuk menambah pundi-pundi uang tapi juga untuk berbagi ceritanya.

Film keduanya ini ber-setting lima tahun sesudah tamat film pertamanya. Desa Berk sekarang sudah semakin tentram dimana para Viking dan naga telah hidup bersama daam harmoni serta kebahagiaan. Hiccup sendiri sekarang bukanlah remaja payah yang lemah dan diremehkan. Dia sekarang sudah berummur 20 tahun dan bersama Toothless, naga night fury peliharaannya, Hiccup telah menjadi pengendali naga terbaik di desanya. Bahkan sang ayah sekarang sudah berpikir untuk pensiun menjadi kepala suku dan mempersiapkan Hiccup untuk menggantikannya sesegera mungkin. Hiccup sendiri merasa tidak siap alasannya ialah baginya kehidupan sebagai kepala suku bukanlah hal yang cocok bagi dirinya. Hiccup hanya ingin terbang bersama Toothles menelusuri tempat-tempat gres yang selama ini belum sempat dijamah olehnya maupun bangsanya. Sampai dalam sebuah penelusurannya Hiccup bertemu dengan para pemburu naga yang mengaku sebagai anak buah dari Drago Bludvist. Drago ialah seorang laki-laki kejam yang ingin menguasai semua naga dan menyebabkan naga-naga sebagai miliknya sendiri. Bagi Drago, ia ialah satu-satunya orang yang bisa mengendalikan naga-naga tersebut. Untuk itu Drago berniat menyerang Berk untuk mendapat naga-naga yang ada disana termasuk Toothless. Tentu saja Hiccup tidak akan membiarkan hal itu, dan bersama teman-temannya ia kembali bersatu untuk menggagalkan planning Drago. Tidak hanya itu, kali ini Hiccup juga mendapat pinjaman dari seseorang yang telah usang menghilang dari kehidupannya.
Kaprikornus apakah penantian empat tahun dari film pertamanya memang sepadan? Bagi saya jawabannya "ya". Sutradara Dean DeBlois yang menjadi co-director pada film pertamanya tahu benar apa saja yang menjadi kelebihan HTTYD untuk lalu kembali menampilkan segala kelebihan tersebut dalam sekuelnya. Saat dulu menonton HTTYD, saya ingat betul bahwa adegan agresi di udaranya memang seru, tapi satu hal yang paling memukau ialah bagaimana animasi yang begitu anggun dalam menggambarkan aneka macam jenis naga yang ada. Tidak hanya satu atau dua, ada puluhan naga dengan bentuk serta warna yang total berbeda satu sama lain. Tentu saja dalam sekuelnya jumlah naganya akan bertambah, dimana yang paling mencuri perhatian ialah sosok naga alpha yang berukuran raksasa. Jelas gelontoran bujet besar yang mencapai $145 juta tidaklah sia-sia disini. Kelebihan berikutnya yang kembali berhasil dimaksimalkan dalam film keduanya ini ialah aspek emosional yang dibungkus dalam atmosfer yang cukup kelam. Tentu saja saya masih ingat bagaimana film pertama HTTYD begitu baik dalam menyatukan kisah persahabatan, coming-of-age hingga hubungan ayah dan anak menjadi satu rangkaian kisah besar yang cukup mengharukan. Belum lagi keberanian mengambil suasana yang sampaumur dan jauh lebih kelam daripada secara umum dikuasai film DreamWorks lainnya. Film animasi mainstream mana yang berani memotong kaki abjad utamanya yang masih remaja?
Disini atmosfer kelamnya masih dipertahankan. Jika di film pertamanya ada kaki yang terpotong, maka disini ada tangan yang diamputasi (no spoiler). Banyak juga momen-momen emosional yang mengharukan termasuk salah satu momen paling manis dikala Stoick pertama berteu lagi dengan sang istri. Disaat iringan musik dramatis itu tiba-tiba berhenti dan menjelma sunyi, Stoick pun mengucapkan rangkaian kalimat yang terasa begitu manis dan mengharukan. Tidak hanya itu, bahkan ada sebuah momen tragis nan emosional yang bahkan Pixar pun mungkin tidak akan dengan gampang melaksanakan itu. Yang menciptakan film ini Istimewa adalah, disaat banyak hal-hal emosional serta kedewasaannya, masih banyak suntikan-suntikan komedi yang efektif disini. Diluar dugaan abjad Ruffnut jadi penyumbang tawa paling besar disini dengan kisah "cinta"-nya. Perpaduan sisi emosional dan komedi yang berimbang itu menyebabkan filmnya cukup dinamis. Tapi walaupun punya banyak emosi, jalan kisah HTTYD 2 bagi saya masih kalah jikalau dibandingkan dengan yang pertama. Tidak banyak pesan-pesan yang dikonversi menjadi satu rangkaian kisah besar. Alurnya sangat biasa, hanya saja pengemasan adegan-adegannya yang maksimal bisa menyebabkan film ini tidak terasa biasa-biasa saja. 

Tentu saja salah satu aspek yang turut mendukung intensitas serta sisi emosi film ini ialah musiknya. Sama menyerupai film pertamanya, John Powell masih bertanggung jawab atas scoring sekuelnya ini. Musiknya mampu menciptakan beberapa adegan yang bahwasanya tidak begitu luar biasa menjadi semakin terasa kekuatannya. Ambil teladan adegan pertama yang menampilkan Hiccup terbang bersama Toothless. Adegan itu sudah terlihat di trailer, tapi berkat iringan lagu yang bagus, momen yang tidak lagi gres itu masih terasa begitu indah. Yah, andai saja klimaksnya punya lagu yang se-epic Kings & Queens milik 30 Seconds to Mars yang muncul di trailer-nya itu Kenapa? Karena jujur saja titik puncak film ini tidaklah se-epic yang saya bayangkan bahkan masih kalah dibanding film pertamanya meski sudah memunculkan naga dengan ukuran raksasa. Tapi sedikit di bawah film pertamanya, How to Train Your Dragon 2 jelas masih merupakan tontonan yang anggun dan salah satu yang terbaik dari DreamWorks. Ada banyak tawa tapi juga air mata disini. Saya harap seri ketiga yang rencananya akan rilis tahun 2016 akan menjadi epilog (atau setidaknya epilog trilogi pertama jka akan ada film keempatnya) yang memuaskan dan epic baik secara skala, tingkat keseruan maupun sisi emosionalnya.

Artikel Terkait

Ini Lho How To Train Your Dragon 2 (2014)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email