Wednesday, January 9, 2019

Ini Lho Life Itself (2014)

Film karya sutradara Steve James (Hoop Dreams) dan diproduseri Martin Scorsese dan Steven Zaillian (Gangs of New York, Moneyball) ini ialah dokumenter yang dibentuk menurut memoir berjudul sama milik Roger Ebert. Jika anda belum mengenal siapa itu Roger Ebert, beliau ialah seorang kritikus film yang meninggal pada tahun 2013 lalu. Bisa dibilang Ebert merupakan kritikus film paling populer dan paling kuat yang pernah ada. Bersama Gene Siskel, beliau menciptakan kritik film menjadi sesuatu yang penting dan dipandang ketika keduanya memandu program review film Sneak Reviews (1975-1982) dan At the Movies  (1986-1999). Kolaborasi keduanya berakhir pada tahun 1999 ketika Gene Siskel terlebih dahulu meninggal dunia sebab tumor otak. Roger Ebert juga merupakan kritikus film pertama yang memenangkan penghargaan Pulitzer pada tahun 1975, penghargaan yang juga turut kuat menciptakan profesi kritikus film menjadi sesuatu yang lebih penting dan dipandang. Ebert pun menjadi kritikus pertama yang menerima bintang pada Hollywood Walk of Fame pada tahun 2005 lalu. Melalui Life Itself inilah Steve James mengajak penontonnya untuk mengarungi aneka macam momen kehidupan Ebert termasuk bulan-bulan terakhir dalam hidupnya.

Lewat  berbagai footage, foto-foto, dan tentunya wawancara dengan Roger Ebert sendiri dan orang-orang terdekat dalam hidup sang kritikus khususnya sang istri Chaz Ebert yang selalu setia menemani dan merawat sang suami hingga kematian memisahkan keduanya. Life Itself akan membawa kita melihat masa demi masa dalam kehidupan Roger Ebert mulai dari ketika ia masih muda dan gres mengawali karir dengan bekerja di Chicago Sun-Times, kemudian ketika namanya mulai dikenal secara luas berkat program televisi yang ia pandu bersama Gene Siskel, kisah cintanya yang berujung dengan ijab kabul dengan Chaz Hammelsmith pada tahun 1992 ketika ia sudah berusia 50 tahun, masa-masa perjuangannya melawan kanker thyroid dan salivary gland yang membuatnya harus kehilangan kemampuan berbicara serta makan dan minum ketika rahang bawahnya diangkat pada tahun 2002, hingga masa-masa terakhir hidupnya yang walaupun banyak diisi dengan bolak-balik rumah sakit untuk operasi tapi Ebert tidak pernah kehilangan semangat juang serta rasa cintanya terhadap film. Hal itu terbukti dengan keaktifannya untuk tetap menulis di blog bahkan hingga dua hari menjelang kematiannya.

Seperti judulnya, Life Itself sesungguhnya bukanlah bercerita wacana film critic, bukan pula wacana film, melainkan wacana kehidupan itu sendiri, kehidupan seorang Roger Ebert. Tapi entah sebab keterbatasan durasi dan mungkin keterbatasan Roger Ebert untuk bisa berkontribusi, film ini kadang terasa lebih berfokus pada aspek kritikus film secara general daripada Ebert sendiri. Terasa menyenangkan memang melihat bagaimana kritisi terhadap film terus berkembang dan memang Ebert merupakan salah satu sosok paling kuat terhadap hal tersebut jadi masuk akal saja kalau aspek tersebut menerima fokus yang lebih tapi rasa personal dan keintiman sering kurang terasa dalam dokumenter ini. Steve James terperinci sudah semaksimal mungkin berusaha menciptakan filmnya terasa lebih intim dengan menarasikan ulang kalimat demi kalimat dari memoir Roger Ebert, tapi tetap ada perasaan bahwa film ini kuranglah matang yang tampaknya banyak dipengaruhi oleh kematian Ebert di tengah penggarapan. Meski pihak produser menyatakan bahwa hal tersebut sudah diantisipasi tetap saja aku merasa insiden tersebut amat kuat terhadap kedalaman film ini.
Tapi diluar hal itu Life Itself tetaplah merupakan penelusuran dan perkenalan yang memuaskan terhadap sosok Roger Ebert. Bagi mereka para penggemar yang sudah tahu banyak seluk beluk kehidupan dan karir sang kritikus mungkin film ini tidak menawarkan perspektif yang gres tapi bagi para penonton menyerupai aku yang belum terlalu dalam mengenal Ebert atau bahkan yang sama sekali belum mengenalnya ini ialah tontonan yang banyak menawarkan informasi serta perspektif gres mengenai Roger Ebert. Bagi aku sendiri film ini cukup menjawab pertanyaan aku kenapa seorang kritikus menyerupai Roger Ebert sempat menulis naskah bagi film Beyond the Valley of the Dolls yang notabene terlihat menyerupai film yang banyak mengumbar keseksian dan dada besar para aktrisnya. Mungkin Life Itself sedikit lebih condong mengumbar sisi positif dari Roger Ebert, tapi tidak serta merta membuatnya sebagai sosok yang sempurna. Penonton tetap diajak melihat Ebert selayaknya insan yang punya kekurangan (kerasa kepala, pemabuk & manja) tapi disatu sisi film ini memang ditujukan sebagai sebuah penghormatan kepada Roger Ebert daripada menangkap semua sisi kehidupannya, apalagi sehabis sang kritikus meninggal di tengah penggarapan film, maka semakin "tidak mungkin" bagi film ini untuk banyak mengangkat sisi negatifnya.

Meski kurang mendalam tetap ada beberapa momen yang terasa menggugah menyerupai sebuah momen yang meski tidak usang tapi cukup mengenai yakni ketika program tribute to Ebert di sebuah teater dimana orang-orang yang hadir mengacungkan jempolnya, sesuatu yang sudah menjadi trade mark Ebert. Moen menyentuh lainnya tentu saja yang berkaitan dengan sang istri Chaz Ebert dan korelasi Ebert dengan Gene Siskel yang terasa sebagai bromance dengan sentuhan love/hate yang menyentuh. Life Itself memang terasa kurang dalam dan kurang lengkap dalam menangkap kehidupan Roger Ebert yang memang begitu luas dan penuh hal menarik, tapi sudah cukup sebagai sebuah tribute untuk menunjukkan bahwa ia ialah seseorang yang tidak pernah mengalah menjalani hidupnya dan begitu mengasihi film bukan hanya sebagai sebuah tontonan hiburan tapi lebih sebagai salah satu potongan puzzle yang bila disusun akan melengkapi kehidupannya. 


Berikut ini ialah kalimat epilog yang menyentuh dari postingan blog terakhir Roger Ebert dua hari sebelum kematiannya: 


"So on this day of reflection I say again, thank you for going on this journey with me. I'll see you at the movies"
                                                  

Artikel Terkait

Ini Lho Life Itself (2014)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email