Embel-embel "Inspired by a true story" ialah salah satu faktor yang bisa menciptakan sebuah film laku anggun dipasaran, apalagi kalau dongeng yang dijadikan pola ialah dongeng yang luar biasa, unik ataupun menggugah dan memperlihatkan pelajaran-pelajaran bagi yang menonton. Dolphin Tale sendiri memakai formula serupa. Kisahnya diangkat dari dongeng faktual ihwal seekor lumba-lumba berjulukan Winter yang harus hidup tanpa ekornya sehabis pada Desember 2005 beliau ditemukan dalam kondisi penuh luka di bibir pantai. Setelah sempat diubahsuaikan dalam bentuk buku, dongeng ihwal Winter itu diangkat dalam film ini dan disutradarai oleh Charles Martin Smith yang 15 tahun lalu memperkenalkan kita pada Buddy seekor anjing mahir basket dalam film Air Bud.
Kisahnya sendiri terperinci mendapat dramatisasi. Dalam filmnya sehabis ditemukan oleh seorang pemancing, Winter kemudian mendapat sumbangan dari bocah 11 tahun berjulukan Sawyer (Nathan Gamble). Sawyer ialah bocah penyendiri yang menghabiskan harinya dengan menyendiri dalam bengkelnya. Saat sepupunya, Kyle (Austin Stowell) harus menjalankan kiprah militer di Iraq Sawyer makin sendirian dan kesepian. Sampai jadinya kemunculan Winter menciptakan Sawyer menemukan kembali kebahagiaan yang telah usang tidak beliau rasakan. Tapi ketika itu juga timbul duduk kasus ketika ekor Winter harus diamputasi. Memang sehabis itu beliau masih bisa berenang dengan cara lain, tapi hal itu malah menjadikan cedera lain yang bisa mengancam nyawa lumba-lumba tersebut.
Dolphin Tale ialah tontonan ringan mengenai "tidak pernah mengalah dalam hidupmu." Hal itu bahwasanya nampak terperinci dari perjuangan Winter yang tidak mengalah meski tidak memiliki ekor. Lalu ada juga perjuangan Sawyer yang sekuat tenaga coba menyelamatkan lumba-lumba sahabatnya itu. Untuk menambah kesan dramatis ditambahkan lagi sebuah subplot dengan tema serupa disaat Kyle mengalami kecelakaan dalam kiprah militernya dan harus pulang dalam keadaan cacat. Tapi sayangnya pesan-pesan moral itu tidak terlalu mengena akhir pembawaan filmnya yang terlalu ringan dan family-oriented. Konflik dalam dongeng nyatanya bahwasanya sangat singkat dan bila dibentuk film mungkin hanya 30-45 menit saja. Karena itulah dramatisasi ialah hal yang diperlukan.
Tapi sayangnya dramatisasi yang dilakukan dalam film ini terasa kurang mengigit dan seolah hanya untuk menambah-nambah konflik saja. Kisah mengenai Kyle terasa terlalu cepat mendapat penyelesaian tanpa kesan yang berarti. Lalu kisah-kisah perhiasan lainnya juga kurang mengena. Penyajian yang terlalu ringan memang jadi duduk kasus terbesar film ini. Berbagai penyelesaian duduk kasus dilakukan dengan terburu-buru dan seolah keajaiban tiba-tiba datang. Yah tapi memang begitulah tipikal film-film keluarga yang santai menyerupai ini. Tapi setidaknya film ini masih punya pesan moral yang menciptakan orang bau tanah yang akan mendampingi anaknya menonton film ini punya materi perenungan dan pesan moral untuk disampaikan pada sang anak.
Jajaran pemainnya sendiri tidaklah mengecewakan sebenarnya. Seorang Morgan Freeman tidak kesulitan menghidupkan kiprahnya dan terlihat bersantai dalam film ini dimana beliau memang memperlihatkan akting zona amannya. Pemain lainnya menyerupai duo Nathan Gamble dan Cozi Zuehlsdorff juga lumayan. Dua bintang cilik ini bisa memainkan kiprah yang tidak mengecewakan pas. Saya justru agak tertarik dengan nama Austin Highsmith yang berperan sebagai Phoebe. Tidak, ini bukan kebanggaan pada aktingnya alasannya porsinya memang sedikit. Hanya saja tampangnya memang tidak mengecewakan manis, hehehe. Secara total Dolphin Tale tidak buruk. Sebuah film yang akan menciptakan bawah umur menikmati dan mengambil pesan moral. Orang bau tanah sendiri akan bisa membagi pesan moral itu pada anak-anaknya walaupun mungkin akan diselingi sedikit rasa kantuk alasannya filmnya yang terlalu sederhana dan predictable.
RATING:
Ini Lho Dolphin Tale (2011)
4/
5
Oleh
news flash