Thursday, January 17, 2019

Ini Lho Margin Call (2011)

Contagion dan Wall Street dimana kedua film tersebut tidak hanya bisa menciptakan saya yang awam dengan pokok bahasan yang dituturkan menjadi tertarik tapi juga bisa menawarkan beberapa pengetahuan kepada saya. Margin Call sama ibarat Wall Street dalam urusan tema yakni mengangkat seputar perekonomian. Lebih tepanya krisis yang menimpa sebuah perusahaan dimana hal itu terjadi sempurna sebelum krisis ekonomi 2008 terjadi.

Pengurangan karyawan besar-besaran sedang terjadi di sebuah perusahaan. Eric Dale (Stanley Tucci) yakni salah satu karyawan yang dipecat. Sebelum meninggalkan kantor, Eric menyerahkan sebuah flashdisk berisi pekerjaan yang ia selesaikan kepada bawahannya, Peter Sullivan (Zachary Quinto) sambil menyuruh Peter untuk berhati-hati. Penasran akan kata-kata yang diucapkan Eric, Peter membuka isi flashdisk tersebut dan coba melanjutkan pekerjaan yang tengah diekrjakan mantan bosnya tersebut. Peter kemudian berhasil menemukan fakta dari perhitungan yang dilakukan Eric. Berdasarkan perhitungan yang Peter lakukan, perusahaan tersebut sedang terancam mengalami kerugian. Peter kemudian melaporkan hal itu pada seniornya, Will (Paul Bettany) yang kemudian melaporkan itu pada atasan mereka Sam Rogers (Kevin Spacey). Sampai jadinya dimulailah rapat dengan Jared Cohen (Simon Baker) sang pimpinan yang masih muda. Tidak menghasilkan keputusan yang tepat, jadinya CEO perusahaan, John Tuld (Jeremy Irons) turun tangan langsung. Keadaan makin sulit dikala Eric tidak bisa lagi dihubungi.
Maafkan saya kalau sinopsis yang saya tuliskan terdapat beberapa kekeliruan. Setidaknya hal itulah yang saya tangkap sebagai jalan dongeng film ini. Sungguh Margin Call terkesan sangat tidak dekat dengan penonton awam ibarat saya. Pada dasarnya naskah film ini sudah berat untuk saya ikuti. Hal itu masih ditambah dengan tidak adanya perjuangan dari film ini untuk menciptakan saya mengerti atau setidaknya menawarkan waktu bagi saya untuk mempelajari dan menelaah apa yang sedang saya saksikan. Secara bertubi-tubi film ini menjejalkan fakta baru. Memang itu yakni ramuan yang sempurna untuk film thriller yaitu bergerak cepat dengan aneka macam fakta gres yang mengejutkan. Tapi dalam Margin Call harusnya tidak ibarat itu. Setidaknya berikanlah waktu bagi penonton awam ibarat saya untuk bisa memahami garis besar ceritanya. Dialog yang disajikan juga tidak membantu saya dalam memahami kisahnya. 

Film ini bekerjsama punya ensemble cast yang luar biasa. Selain nama-nama yang sudah saya sebutkan dalam sinopsi diatas Penn Badgley dan Demi Moore. Saya sendiri mengakui meskipun tidak begitu memahami keseluruhan kisahnya tapi harus diakui ensemble cast tersebut bisa berakting dengan baik semuanya. Saya tidak tahu apakah mereka benar-benar bisa meresapi obrolan yang mereka ucapkan atau sebab saking bagusnya akting mereka hingga seakan-akan mereka mengerti yang mereka ucapkan padahal tidak. Saya sendiri tidak tahu pastinya. Mengambil kata-kata Rex Reed dari "New York Observer", saya sendiri masih tidak tahu bagaimana cara aktor-aktor dalam film ini mengucapkan baris obrolan mereka tanpa menggunakan cue cards.

Margin Call bekerjsama harus diakui yakni film yang dibentuk dengan baik dan akting para pemainnya juga baik. Tapi ada kalanya kamu tidak akan menyampaikan menyukai sebuah film walaupun kamu tahu film itu yakni film berkualitas. Saya sendiri mencicipi hal itu sesudah menonton film ini. Jika saya dibentuk gundah oleh film macam Inception itu masuk akal sebab memang itu film yang memeras otak dan saya bahagia dibentuk bingung. Tapi kebingungan dalam film ini yakni sebab saya tidak tahu wacana bahan yang dibawakan dan pembuat filmnya sendiri tidak berusaha menjelaskannya dan menganggap semua penontonnya yakni orang yang mengerti bidang ekonomi. Apa itu artinya saya harus mencar ilmu dulu tiap kali akan menonton film macam ini? Saya harap tidak.

RATING:

Artikel Terkait

Ini Lho Margin Call (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email