Review Film Terbaik: Ini Lho Seven Psychopaths (2012)

Dalam sebuah wawancara, Martin McDonagh menyampaikan bahwa film terbarunya, Seven Psychopaths yaitu sebuah film yang banyak terinspirasi dari karya-karya seorang Quentin Tarantino. Beberapa review dari kritikus juga menyebutkan hal yang sama. Sebagai seorang penyuka karya Tarantino tentu saja saya ingin tau akan jadi menyerupai apa film ini. Apalagi nama Martin McDonagh sudah tidak absurd lagi lewat sebuah black comedy yang keren berjudul In Bruges. Visi komedi hitam McDonagh dituangkan dalam sebuah film yang terinspirasi karya-karya Tarantino? Seperti sebuah mimpi indah bagi saya. Apalagi Seven Psychopaths diisi oleh banyak nama besar, mulai dari Colin Farrell, Sam Rockwell, Woody Harrelson, Christopher Walken, Abbie Cornish, hingga Olga Kurylenko. Pada ajang Toronto Film Festival 2012, film ini juga berhasil memenangkan penghargaan Midnight Madness, sebuah penghargaan bagi film-film keras dan sinting yang mungkin banyak dikenal orang Indonesia sehabis pada tahun 2011 kemudian The Raid berhasil memenangkan penghargaan tersebut.

Ini yaitu kisah wacana Marty Faranan (Colin Farrell), seorang penulis naskah film yang tengah mengalami weiter's block. Naskah film terbarunya yang berjudul Seven Psychopaths mandek pada kepingan judul sehabis Marty tidak punya satupun ide wacana bagaimana karakter-karakternya dan bagaimana ceritanya. Saya suka pada apa yang ditampilkan Martin McDonagh pada kebuntuan Marty berkat keotentikan hal tersebut. Marty bahwasanya tidak 100% buntu, sebab ia sudah punya judul dan punya konsep dongeng menyerupai apa yang ia inginkan. Dia sanggup menjelaskan ingin menciptakan sebuah film yang paruh awalnya penuh dengan kekerasan, kemudian paruh kesudahannya yaitu sebuah drama dengan obrolan yang penuh dan berisi hal-hal spiritual penuh kedamaian. Marty punya segala konsep tersebut, tapi ia tidak tahu pengembangan hingga detilnya akan menyerupai apa. Saya sendiri sering mengalami hal yang sama ketika menuliskan naskah, dimana saya tidak merasa nihil ide, tapi hanya tidak tahu cara mengembangkannya hingga masuk ke detil. Penilaian yang amat personal tapi saya tetap suka apa yang McDonagh tampilkan pada Marty.

Di tengah kebuntuan tersebut, Marty juga dibantu oleh sahabatnya, Billy Bickle (Sam Rockwell), seorang pemain film yang sedang tidak memiliki pekerjaan dan mencari penghasilan dengan menculik anjing dan berpura-pura mengembalikannya pada sang pemilik. Dalam bisnis tersebut Billy bekerja sama dengan Hans (Christopher Walken). Suatu hari Billy menculik anjing yang ternyata dimiliki oleh seorang bos durjana berjulukan Charlie Costello (Woody Harrelson). Charlie yang begitu menyayangi anjingnya berusaha mati-matian menemukan Billy dan Hans. Marty sendiri yang secara tidak sengaja terjebak dalam kondisi tersebut kesudahannya menerima pandangan gres untuk menulis naskah dari pengalamannya berurusan dengan para psikopat tersebut. Sepanjang film kita juga akan disuguhi visualisasi wacana bagaimana abjad psikopat yang muncul dalam dongeng Marty, entah itu sebuah flashback wacana masa kemudian seorang abjad aslinya, hingga sebuah visualisasi dari kisah fiktif wacana seorang psikopat yang ditulis/didengar oleh Marty.

Ada banyak adegan brutal penuh darah dan potongan badan disini. Ada juga banyak sekali macam twist sepanjang filmnya yang akan membawa ceritanya kearah yang tidak terduga. Tentu saja ada beberapa pelengkap subplot untuk memperluas jangkauan kisahnya, dan segala faktor-faktor tersebut mengukuhkan Seven Psychopaths sebagai sebuah film yang sangat Tarantino. Masih ada sentuhan komedi hitam ala McDonagh namun porsinya berkurang, begitu juga dengan kelucuannya kalau dibandingkan dengan In Bruges. Daripada melihat McDonagh yang mengambil unsur film Tarantino dan merangkumnya dengan gayanya sendiri (seperti yang selalu Tarantino juga lakukan), saya justru melihat McDonagh berusaha menggandakan Tarantino. Hasil kesudahannya tidak jelek memang, bahkan manis tapi rasa dari seorang Martin McDonagh di film ini karam oleh rasa film Tarantino.

Seven Psychopaths juga mengingatkan saya pada Adaptation yang naskahnya ditulis oleh Charlie Kauffman. Kedua film ini sama-sama berkisah wacana penulis naskah film yang tengah buntu ide dan pada kesudahannya malah menciptakan film wacana pengalaman dirinya dalam menulis naskah film tersebut. Seven Psychopaths mungkin tidak se-absrud Adaptation, tapi terang punya tingkat kegilaan yang sama. Naskah yang ditulis McDonagh sendiri memperlihatkan banyak satir dan tumpuan tidak hanya pada film Tarantino tapi juga banyak sekali film kriminal lainnya. Semuanya dimasukkan mulai dari alur cerita, dialog, hingga detil pada masing-masing karakter. Mungkin ada yang sadar asal muasal dari nama tokoh Billy Bickle? Jikapun ada kekurangan dari film ini selain lebih kentalnya rasa Tarantino, itu yaitu ekspektasi saya wacana ceritanya sendiri. Saya menduga akan ada tujuh psikopat yang saling melempar obrolan gila layaknya para pencuri di Reservoir Dogs, dan dua diantaranya yaitu Olga Kurylenko dan Abbie Cornish, namun pada kesudahannya bukan menyerupai itu. Bahkan kedua perempuan tersebut hanya punya tugas kecil disini.

Paruh awal Seven Psychopaths berjalan dengan luar biasa, penuh kegilaan dan tentunya kejutaan tak terduga bertebaran. Tapi memasuki paruh kedua tensinya menurun drastis. Mengetahui ini yaitu film dengan rasa Tarantino dan punya aura menyerupai Adaptation, saya tahu niscaya akan dibawa kearah mana film ini pada akhirnya. Semua hal-hal nyeleneh dan satir wacana film kriminal di kepingan kesudahannya yaitu sebuah twist yang bagi saya memang terasa cerdas tapi begitu predictable dan tidak segila impian saya. Sebuah simpulan yang terasa agak anti-klimaks dan mengingatkan pada ending Gran Torino-nya Clint Eastwood, bedanya saya tidak merasa itu yaitu epilog yang memuaskan dalam Seven Psychopaths. Saya malah lebih suka pada ending yang diungkapkan oleh abjad Billy Bickle pada Marty dan Hans. Tapi secara keseluruhan Seven Psychopaths adalah film yang seolah sadar bahwa ini yaitu sebuah film. Gambaran yang manis dan gila wacana seorang penulis naskah, dimana ide naskah yang mahir malah sering muncul dari pengalaman dan kehidupan faktual sang penulis itu sendiri.