Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho Taken 2 (2012)

Film Taken yang rilis pada 2008 kemudian sukses menjadi sleeper hit. Tanpa disangka-sangka, film Prancis yang diproduksi Luc Besson dan disutradarai oleh Pierre Morel (From Paris with Love) tersebut sukses meraih pendapatan diatas $225 Juta di seluruh dunia. Tidak hanya itu, Taken juga melambungkan nama Liam Neeson sebagai pemeran laga gaek sehabis sebelumnya ia lebih dikenal sebagai pemeran drama ataupun supporting actor dalam banyak sekali film. Lihat saja, sehabis Taken Neeson bermain pada tidak kurang dari lima film action dalam tiga tahun terakhir. Tapi tentu saja melihat prestasi film pertamanya yang sangat memuaskan baik dari segi pendapatan ataupun kualitas, pihak studio segera berencana menciptakan sekuelnya meskipun Taken bisa dibilang sudah tidak lagi menyisakan kisah yang perlu untuk diangkat. Empat tahun kemudian masih diproduseri dan ditulis naskahnya oleh Luc Besson, Taken 2 dirilis. Bedanya, film kedua ini disutradarai oleh Olivier Megaton yang sebelumnya pernah menyutradarai film agresi macam Transporter 3 dan Colombiana. Apakah Taken 2 bisa menyanggah anggapan bahwa sekuel ini hanya diproduksi untuk mengumpulkan pundi-pundi dollar? Ataukah hanya itu saja tujuan film ini dibuat?
Setelah bencana dalam Taken, keluarga dari para penculik yang dihabisi oleh Bryan Mills (Liam Neeson) berencana untuk menuntut balas padanya. Murad Hoxha (Šerbedžija), ayah dari salahs eorang penculik yang dibnuh oleh Bryan berencana untuk mencari Bryan dan menuntut balas maut tragis anaknya. Sementara itu Bryan beserta mantan istrinya, Lenore (Famke Janssen) dan puterinya Kim (Maggie Grace) tengah berlibur di Istanbul tanpa sadar bahwa mereka bertiga sedang diincar oleh Hoxha dan anak buahnya. Sampai akibatnya Bryan dan Lenore tertangkap oleh para penculik tersebut. Kini giliran Kim yang harus menyelamatkan kedua orang tuanya sehabis pada even film pertama dialah yang diculik dan harus diselamatkan oleh sang ayah. Jika yang dimaksud "cerita yang berbeda" ialah menukar posisi antara yang diculik dan yang harus menyelamatkan maka Taken 2 tidak benar-benar melaksanakan itu. Memang benar kali ini Kim menerima porsi untuk menyelamatkan kedua orang tuanya, namun bergotong-royong porsi terbesar tetaplah dimiliki oleh Bryan. Pada pada dasarnya kisah pada Taken 2 masihlah sama dengan film pertama, yaitu perjuangan Bryan untuk mengagalkan perjuangan para penculik dalam merenggut keluarganya.
Jangan berharap ada hal gres dalam plot-nya alasannya ialah pada dasarnya Taken 2 hanyalah pengulangan kisah film pertamanya dan diberi modifikasi seadanya. Bahkan dalam sekuel ini tidak saya temui kejutan-kejutan kecil menyerupai yang saya temui dalam film pertamanya dan bisa menciptakan film tersebut terasa menarik untuk diikuti. Menonton Taken 2 hanya menciptakan saya menunggu adegan agresi demi adegan agresi bermunculan. Tidak perlu berpikir untuk tahu akan dibawa kemana ceritanya bergulir dan akan menyerupai apa akhirnya. Beberapa perjuangan untuk menciptakan twist minor terperinci tidak berhasil dan terlalu predictable. Filmnya bergulir layaknya film-film medioker kelas B yang mungkin hanya satu tingkat diatas film-film Steven Seagal, hanya saja tergarap dengan lebih baik alasannya ialah faktor bujet yang jauh lebih besar. Saya juga menjumpai banyak plot hole dan kebodohan yang muncul dalam film ini. Dengan plot hole yang lebih besar, kejutan yang tidak berhasil, sampai kisah yang hanya pengulangan, maka dari segi alur Taken 2 jelas berada dibawah film pertamanya.
Satu lagi yang menciptakan film pertamanya berhasil ialah presentasi dari huruf Bryan Mills. Bryan pada dasarnya terlihat menyerupai kebanyakan tokoh dalam film agresi yang tak terkalahkan dan punya kemampuan fisik diatas rata-rata sekaligus otak super encer sebagai mantan biro intelegen. Tapi fakta bahwa yang diculik ialah puterinya sendiri menciptakan huruf Bryan lebih bisa menerima simpati penonton. Belum lagi akting anggun dari Liam Neeson bisa menciptakan tokoh ini tetap terasa manusiawi meski punya banyak sekali kemampuan luar biasa (ingat adegan telepon di film pertamanya yang menunjukkan kapasitas drama Neeson?). Dalam film keduanya, saya masih mencicipi sisi manusiawi Bryan. Melihat ironi bahwa istri dan anaknya dalam ancaman ketika berlibur sudah cukup menciptakan simpati penonton padanya. Melihat agresi Bryan juga cukup seru khususnya yang berkaitan dengan kemampuan otaknya (meski seringkali terasa tidak logis dan malah terasa bodoh), tapi setidaknya seru juga mengikuti banyak sekali taktik yang ia lakukan. Adegan aksinya sendiri tidak terlalu "wah" dan ditampilkan ala kadarnya. Bahkan di beberapa bab Liam Neeson tidak terlihat menyerupai sedang laga sungguhan.

Secara keseluruhan Taken 2 jelas bukan sebuah sekuel yang perlu untuk dibentuk mengingat film pertamanya sudah digarap dan ditutup dengan apik. Sekuel yang dipaksakan untuk dibentuk hanya alasannya ialah mengais uang memang jarang berakhir dengan memuaskan. Film ini terperinci berada pada level dibawah film pertamanya. Berbagai kebodohan dan alurnya yang tidak terlalu menarik sekaligus hanya berupa pengulangan film pertama memang sebuah kekurangan, namun tetap akan bisa dinikmati bila anda tidak terlalu berpikir dilema logika (khususnya pada faktor kebodohan dan banyaknya plot hole), alasannya ialah bergotong-royong Taken 2 ialah sebuah hiburan yang brainless dan sebaiknya ditonton pula tanpa harus memeras otak. Setidaknya masih ada penampilan Liam Neeson yang tetap anggun dan layak tonton. Overall Taken 2 masih bisa dinikmati dan layak tonton, tapi saya harap tidak ada lagi Taken 3. Sebuah keinginan yang tampaknya sudah sulit menjadi kenyataan alasannya ialah saya dengar Luc Besson sudah berencana menciptakan film ketiganya.


Artikel Terkait

Ini Lho Taken 2 (2012)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email