Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho Actresses (2009)

Terkadang entah sadar atau tidak, kita seringkali memandang sosok selebritis termasuk para aktris dengan tidak adil. Kita melihat mereka seolah sebagai sosok bergelimang harta dan kepopuleran, kita memandang mereka sebagai sosok glamour, kita memandang mereka sebagai seorang entertain yang dituntut tampil sempurna, tapi sadarkah bahwa kita terkadang tidak memandang mereka sebagai insan biasa yang juga membutuhkan hidup layaknya insan normal?  Kita mengharapkan mereka yang notabene seorang entertainer untuk menjadi sosok yang ideal dan sesuai dengan apa yang masyarakat inginkan, dan mereka telah berusaha memenuhi segala ekspektasi tersebut, tapi kalau mereka sekali saja melaksanakan hal yang tidak sesuai dengan impian publik, seolah selebritis tersebut sudah melaksanakan dosa besar yang membuatnya layak dicaci. Padahal orang-orang umum banyak yang jauh lebih jelek dari mereka. Bekerja keras seharian, harus menjadi sosok yang tepat di mata masyarakat, belum lagi kehilangan privasi, sungguh kasihan bukan? Karena itulah diawal film ini, ada sebuah narasi yang menyampaikan bahwa "Di dunia ini ada tiga jenis manusia, yaitu pria, perempuan dan aktris"

Dalam Actresses kita akan disuguhi sebuah film unik dengan feel dokumenter yang cukup kuat. Dibuat tanpa naskah yang niscaya dan dibintangi oleh enam orang aktris yang memerankan diri mereka masing-masing, film yang disutradarai oleh E J-yong ini mencoba menangkap citra sosok aktris dalam sisi yang jarang dilihat oleh masyarakat umum. Pada sebuah malam natal, majalah Vogue mengadakan sebuah pemotretan dan mengundang enam akris Korea yang dianggap paling elok dan mewakili tiap generasi mulai dari usia 20an hingga 60an. Tentu saja bukan hal yang gampang menyatukan keenam aktris yang masing-masing terang punya ego sendiri-sendiri. Apalagi beberapa dari mereka juga tiba kesana dengan membawa masalah pribadi. Pengemasannya yang tanpa naskah dimana sang sutradara hanya menawarkan sebuah situasi adegan yang kemudian akan diimprovisasi sendiri oleh masing-masing aktrisnya menciptakan segala interaksi yang muncul dalam film ini begitu nyata. Emosi yang muncul dalam kisahnya memang tidak meletup-letup layaknya drama penuh dramatisasi, namun terasa begitu konkret dan berhasil hingga kepada penonton. Para aktris yang bermain juga nampaknya sangat menikmati belahan mereka disini, lagipula mereka juga menjadi diri mereka sendiri, jadi terang terlihat mereka begitu enjoy dalam berperan.

Yang makin menambah suasana terasa realistis tidak hanya ceritanya yang tanpa naskah dan para aktris yang menjadi diri mereka sendiri, namun beberapa konflik yang menjadi bumbu kisah ini juga tiba dari kehidupan konkret mereka dan memang terjadi diantara mereka,. Seperti konflik yang terjadi antara Ko Hyeon-jeong dan Choi Ji-woo yang terjadi dalam film juga terjadi dalam dunia nyata. Suasana yang terasa realistis tersebut menciptakan kita bisa melihat masing-masing aktris disaat mereka tidak sedang mengenakan topeng aktris mereka. Disini kita akan melihat bahwa sosok aktris juga hanyalah insan biasa yang membutuhkan kehidupan pribadi. Hal itu terlihat dari banyak sekali interaksi mereka yang tersirat bahwa hal yang paling mereka inginkan bukanlah hal-hal glamor dan sejenisnya, tapi mereka lebih ingin menjadi perempuan seutuhnya yang mempunyai kecantikan dan dicintai oleh laki-laki yang menjadi pasangannya. Keinginan yang sederhana, namun sangat berharga bagi mereka. Ada banyak rasa cemburu dan keinginan disini, tapi semuanya terlihat sederhana. Cemburu akan kecantikan, karir bahkan hingga rasa ingin diakui oleh orang yang dihormati. Semuanya menggambarkah sisi manusiawi para aktris ini, tidak ada perjuangan menciptakan mereka nampak jelek ataupun menciptakan mereka nampak sempurna. Semua tampil dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Seperti yang saya tuliskan diatas tadi, tidak ada momen konflik yang punya muatan emosi meletup, tapi semuanya tersalurkan dengan maksimal kepada penonton. Saya berhasil dibentuk tersenyum, tertawa terbahak-bahak, hingga tersentuh dengan segala macam konflik yang terjadi disini. Masing-masing karakternya begitu gampang disukai meskipun saya langsung paling suka melihat penampilan Kim Ok-bin disini. Sebagai sosok pendatang baru, tingkahnya dari awal yang terlihat aib dan berusaha meraih simpati seniornya memang menggelikan. Meski konflik langsung yang ia miliki tidak terlalu dibahas, tapi Ok-bin ialah sisi cerah dan mengundang kesenangan dalam film ini, dan lagi momen yang paling mengundang tawa dalam Actresses bagi saya juga melibatkan Ok-bin, yakni sebuah momen di toilet yang sederhana tapi kocak luar biasa. Bagian terbaik dalam film ini ialah paruh pertamanya yang begitu solid dan menciptakan senyum tidak pernah menghilang dari verbal saya. Hal itu bukan semata-mata sebab adegan yang lucu tapi berkat suasana hangat dan realistis yang dibangun sedari awal. Memasuki paruh kedua daya tariknya agak menurun, jawaban momen makan malam yang bagi saya sedikit kelamaan, tapi toh momen tersebut memang dibutuhkan untuk menyatukan keenam aktris tersebut, dan lagi mood saya sudah terlanjur sangat positif berkat suasana menyenangkan yang berhasil dibangun sedari awal.

Menonton Actresses bagaikan sebuah momen ketika pada suatu hari kita berkumpul bersama teman-teman dan disana kita membicarakan banyak sekali hal mulai dari curhatan menyedihkan hingga banyak sekali hal yang menciptakan tertawa. Sampai tanpa kita sadari akibatnya momen tersebut harus berakhir dan masing-masing dari kita harus pulang. Saat itu kita mencicipi satu hari dengan momen yang menyenangkan dan kita akan merindukan teman-teman kita sambil berharap momen menyenangkan ibarat itu akan terulang kembali. Kita akan merasa menjadi belahan dari film ini dan seolah gres saja menghabiskan satu hari yang indah bersama keenam aktris dalam film ini. Disaat sebuah film bisa terasa membaur dengan kenyataan meskipun bergotong-royong merupakan hal yang fiksi dan bisa menciptakan penontonnya jatuh cinta, maka film itu memang spesial, dan itulah yang saya rasakan dalam Actresses yang mulai kini telah menjadi salah satu film terfavorit yang pernah saya tonton. Bahkan ending-nya juga masih menancap dan terasa begitu indah hingga sekarang.


Artikel Terkait

Ini Lho Actresses (2009)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email