Tuesday, January 15, 2019

Ini Lho Arirang (2011)

Saat proses syuting film Dream pada tahun 2008 lalu, terjadi sebuah kecelakaan dimana Lee Na-young sang aktris utama hampir tewas disaat sedang melakoni adegan gantung diri. Kejadian tersebut menciptakan Kim Ki-duk sang sutradara mengalami shock andal dan memutuskan untuk menyepi dan tinggal sendirian di gunung. Proses pengasingan diri yang ia lakukan tidak hanya berlangsung dalam hitungan bulan saja tapi hingga tiga tahun! Dalam tiga tahun tersebut banyak yang mempertanyakan apa yang dilakukan sang sutradara. Kim Ki-duk yang biasanya rajin merilis film tiap tahun tidak lagi terdengar kabarnya. Di rumah sempit sederhana yang terletak di gunung tersebut ternyata Ki-duk benar-benar karam dalam perasaan bersalah akhir kecelakaan pada proses syuting tersebut. Disanalah Kim Ki-duk mencoba meninjau ulang kehidupannya selama ini. Mulai dari hakikatnya sebagai seorang insan hingga menengok kebelakang berkaitan dengan karirnya sebagai seorang sutradara film. Sampai kesudahannya ia menyadari bahwa film memang belahan tak terpisahkan dalam kehidupannya dan menciptakan film merupakan kebahagiaan terbesar yang pernah ia rasakan.

Perasaan itulah yang kesudahannya mendorong Kim Ki-duk menciptakan film ini yang memperlihatkan kehidupannya di gunung. Selain itu ddalam 100 menit yang ditawarkan oleh Arirang, kita akan diajak melihat Kim Ki-duk ber-katarsis ria dengan mengeluarkan segala kegundahan hatinya dalam aneka macam momen emosional yang ia perlihatkan. Film ini sendiri tidak sanggup dibilang sepenuhnya merupakan sebuah dokumenter. Seperti yang dikatakan Ki-duk dalam film ini, Arirang boleh saja dianggap sebagai sebuah drama bahkan mungkin film fantasi. Usaha Kim Ki-duk dalam menghadirkan beberapa momen menyerupai obrolan dengan "bayangan" dan sisi lain dari dirinya, dan beberapa momen yang terasa punya unsur dramatisasi yang berpengaruh memang mengakibatkan Arirang tidak terasa 100% sebuah dokumenter yang menangkap kehidupan Kim Ki-duk dengan apa adanya secara gamblang. Mungkin film ini lebih pantas disebut sebagai dokumenter dari perasaan dan isi hati sang sutradara, bukan dokumenter perihal kehidupan nyatanya. Seperti film-film Kim Ki-duk yang lain, Arirang juga tidak lupa menambahkan aneka macam metafora sebagai perlambang akan kandugan filmnya meski kali ini tidaklah seabstrak film-film lainnya. Metafora lebih kental terasa pada dialognya.

Judul Arirang sendiri diambil dari sebuah lagu dari Korea dimana lewat lagu tersebut Kim Ki-duk menyadari makna dari hidup yang ia jalani dan sanggup mendapatkan kehidupannya apa adanya. Lagu tersebut sempat dinyanyikan sekitar dua kali dalam film ini dalam dua momen yang sangat emosional dari Ki-duk. Lalu apa saja bahwasanya yang diutarakan sang sutradara dalam film ini? Disini selain berbicara kasus depresi yang ia alami, Ki-duk juga turut berbicara perihal kehidupan, maut hingga mimpi dan obsesi yang mana semua itu selalu berafiliasi dengan kehidupan dan karirnya sebagai seorang sutradara. Disinilah kita melihat bentrokan antara sosok Kim Ki-duk sebagai sutradara dan Kim Ki-duk sebagai seorang manusia. Tapi nyatanya kedua sosok tersebut memang saling berkaitan erat satu dan yang lain. Kecintaannya pada film dan acara menciptakan film menyadarkan Kim Ki-duk bahwa dirinya tetap tidak akan sanggup lepas dari hal yang berkaitan dengan film. Itulah sebabnya ia memutuskan bahwa ia harus menciptakan suatu film di pengasingan tersebut, tidak peduli film itu dibentuk oleh ia sendiri tanpa ada satupun kru, tidak peduli walaupun film ini pada nantinya akan dikritik lantaran aspek teknis yang jelek akhir aneka macam keterbatasan tersebut. Yang ia inginkan ialah menciptakan film lantaran hal itulah yang membuatnya bahagia. Dari sinilah saya makin mengenali sosok Kim Ki-duk sebagai sutradara yang menciptakan film bukan lantaran uang juga bukan untuk mengincar hasil Box Office yang memuaskan tapi lebih lantaran kecintaannya pada proses kreatif pembuatan film.
Pada kesudahannya memang Arirang disajikan dengan sangat sederhana. Sepanjang film kita hanya akan diperlihatkan Kim Ki-duk yang bercerita, bercerita dan bercerita. Cerita itu juga diselingi momen-momen emosional dimana sang sutradara tidak kuasa menahan air matanya. Mungkin mendekati final ada beberapa adegan yang terlihat lain dan dikemas dengan berbeda tapi hal itu tetap tidak merubah nuansa film yang memang hanya menampilkan Kim Ki-duk seorang dari awal hingga akhir. Hal ini terperinci berpotensi menciptakan penontonnya kebosanan. Selama lebih dari satu setengah jam kita hanya diajak mendengarkan dongeng dari Kim Ki-duk perihal kasus pribadinya dan gambar yang muncul dominan hanyalah close-up muka sang sutradara, jadi apa menarik dan pentingnya film ini? Jika anda bukanlah pemuja atau setidaknya penyuka karya-karya Kim Ki-duk terperinci film ini membosankan dan begitu pointless. Tentu saja film perihal seseorang yang penonton tidak tahu siapa dan tidak tertarik perihal kehidupannya bahkan disajikan dengan aspek teknis yang sangat sederhana terperinci bukan tontonan menarik. Makara kalau anda bukan pecinta atau bahkan belum pernah mendengar nama Kim Ki-duk mungkin sebaiknya lewatkan saja film ini. 

Tapi kalau anda ialah orang yang mengasihi karya-karya Kim Ki-duk dan ingin mengetahui perihal sang sutradara jenius tidak hanya dari kehidupan luarnya saja tapi juga hingga kedalam perasaannya secara mendetail maka Arirang ialah sebuah tontonan yang wajib dan menarik bahkan terkadang terasa menyentuh. Arirang ialah sebuah pengalaman untuk memahami hidup melalu cara pandang seorang Kim Ki-duk, sutradara yang mendedikasikan hidupnya untuk menciptakan film dan mengasihi karya-karyanya. Kim Ki-duk bukanlah seorang sutradara yang asal menciptakan film namun ia menciptakan film menurut apa yang ia temui dalam hidup dan mengenai aneka macam cara pandangnya terhadap aneka macam hal dan persoalan. Anda akan mendapati semua hal yang berkaitan dengan Kim Ki-duk dan hidupnya yang tidak sanggup dilepaskan dari film lewat Arirang. Saya yang meskipun gres menonton lima film Kim Ki-duk sebelumnya sudah merasakah jatuh cinta dan keterikatan yang luar biasa pada karya-karyanya, sehingga Arirang ialah sebuah tontonan penuh isu menarik sekaligus perenungan bagi kita lewat apa yang dialami Ki-duk. Ini ialah sebuah sajian yang sangat personal dari sutradara arthouse ternama dari Korea. 

Artikel Terkait

Ini Lho Arirang (2011)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email