Wednesday, January 16, 2019

Ini Lho The Bourne Trilogy

Diadaptasi dari seri novel The Bourne karangan Robert Ludlum, trilogi ini berhasil mengangkat nama Matt Damon sebagai pemain drama laga. Sebelumnya memang Matt Damon sudah cukup dikenal namun lebih sebagai pemain drama drama berwajah baby face. Tapi siapa sangka beliau bisa bermetamorfosis seorang Jason Bourne yang beraksi dengan begitu bernafsu dalam trilogi ini. Dalam rangka menyambut rilisnya The Bourne Legacy, (sayangnya tidak ada Matt Damon disana) saya kembali menonton ulang trilogi yang disutradarai oleh dua orang ini, yaitu Doug Liman pada film pertamanya, dan Paul Grengrass menuytradarai dua film terakhirnya. Trilogi yang total telah berhasil meraih pendapatan diatas $900 Juta ini juga sering dianggap sebagai salah satu trilogi film agresi terbaik yang pernah dibuat. Kaprikornus sehebat apakah agresi Matt Damon sebagai Jason Bourne?

THE BOURNE IDENTITY (2002)
Pada installment pertama ini kita akan diajak mengikuti perjalanan Jason Bourne yang suatu hari ditemukan oleh para nelayan terapung di tengah maritim dengan luka tembak di punggungnya. Begitu sadar ia malah tidak tahu siapa dirinya dan mengapa ia bisa mendapat luka tembak tersebut. Perjalanan Jason Bourne untuk menemukan identitasnya dimulai. Bahkan perjalanannya ini juga turut melibatkan seorang gadis berjulukan Marie (Franka Potente) yang awalnya hanya memberi tumpangan pada Bourne tapi malah berakhir sebagai buronan polisi. Tidak hanya jadi buronan polisi, Jason dan Marie juga diburu oleh beberapa orang pembunuh yang ternyata suruhan dari seorang petinggi CIA yang juga pimpinan dari sebuah operasi berjulukan Treadstone, Alexander Conklin (Chris Cooper). Tentu ssaja dengan gampang kita sudah bisa menebak bahwa bergotong-royong Jason Bourne ialah salah satu anak buah dari Conklin. Tapi misteri bergotong-royong bukanlah itu, melainkan kenapa Jason Bourne bisa tiba-tiba tak sadarkan diri di tengah maritim dan hilang ingatan. Misteri yang ada memang tidak terlalu kompleks namun dibungkus dengan baik sehingga tetap menarik untuk diikuti.

Tentu saja yang jadi sorotan utama ialah adegan aksinya. Dalam The Bourne Identity semua adegan agresi berhasil dihukum dengan baik. Adegan perkelahian tersaji dengan cepat, brutal namun dibungkus dengan pergerakan kamera yang dinamis dan tidak menciptakan pusing. Disinilah kehebatan Matt Damon sebagai seorang pemain drama berkelahi yang baik teruji. Sosoknya meyakinkan dan terlihat gagah sebagai jasus yang sangat terlatih. Bicara adegan perkelahian film ini tentu tidak akan terlepas dari sebuah adegan yang memperlihatkan Jason Bourne memakai sebuah pulpen untuk menyerang lawannya. Ya, enam tahun sebelum Joker memperlihatkan sulap mematikan dengan pulpen, Jason Bourne sudah memperlihatkan bahwa alat tulis itu bisa jadi sebuah senjata yang berbahaya. Tidak hanya adegan baku hantam, adegan kejar-kejaran yang biasanya tidak pernah jadi favorit saya juga tersaji dengan seru disini. Yang Istimewa ialah alasannya ialah adegan mini cooper yang bisa mengalahkan banyak kendaraan beroda empat dan motor polisi bisa terlihat meyakinkan tanpa terasa terlalu dibuat-buat. Overall film pertama ini memang menyajikan kisah yang sederhana dan standar namun bisa terasa menarik berkat unsur misteri yang dikemas dengan baik dan tentunya sajian aciton yang mumpuni. (4/5)

THE BOURNE SUPREMACY (2004) 
Berganti nahkoda dari Doug Liman menjadi Paul Grengrass, The Bourne Supremacy melanjutkan kisah film pertamanya dimana Bourne dan Marie hidup berdua dengan hening di India selama dua tahun. Selama itu pula Bourne terus dihantui mimpi jelek mengenai ingatan masa lalunya. Tidak ada yang bisa ia ingat secara niscaya kecuali bahwa mimpi jelek tersebut berkaitan dengan misi pertamanya ketika menjadi jasus dulu. Disisi lain, pihak CIA yang dipimpin Pamela Landy (Joan Allen) tengah melaksanakan sebuah misi mendapat sebuah file rahasia. Tapi ditengah misi muncul pihak misterius yang mencuri file tersebut dan membunuh dua anggota CIA. Berdasarkan sidik jari yang ditemukan, diketahui bahwa orang misterius tersebut ialah Jason Bourne. Padahal disaat bersamaan Bourne sedang berada di India dan nyawanya dan Marie sedang terancam oleh seseorang. The Bourne Supremacy terperinci mengikuti pakem sebuah sekuel, yaitu tampil dengan sajian agresi yang lebih besar. Adegan aksinya masih tetap memukai menyerupai pada Identity, hanya saja saya tidak lagi mencicipi perasaan Istimewa menyerupai ketika pertama kali melihat agresi Jason Bourne di film sebelumnya. Sajian aksinya memang lebih besar dan lebih banyak, tapi sayang tidak seefektif dalam film pertamanya, termasuk adegan kejar-kejaran di simpulan film yang over the top tapi terasa kepanjangan dan kehilangan greget.

Meski greget untuk porsi aciton-nya sedikit berkurang, The Bourne Supremacy punya kelebihan berkaitan dengan jalan ceritanya yang lebih kompleks. Pada awalnya saya sempat merasa misteri yang muncul kurang menarik, tapi ternyata sehabis beberapa ketika alhasil mulai terasa seru dan ternyata punya jalinan yang lebih kompleks daripada film pertamanya. Sebenarnya film kedua ini punya potensi besar menjadi sebuah kisah yang menyentuh, alasannya ialah agresi Bourne disini tidak hanya dilandasi impian mencari tahu masa lalunya tapi juga problem balas dendam, tapi sayang porsi balas dendamnya tidak terlalu digali. Karakter Jason Bourne sendiri terlihat makin keren disini. Setiap beliau beraksi sosoknya makin terlihat luar biasa dan tentunya nama Matt Damon sebagai ikon film action makin mantap disini. Secara keseluruhan The Bourne Supremacy tidak sebagus The Bourne Identity, tapi itu lebih alasannya ialah apa yang saya lihat di film keduanya sudah pernah saya lihat di film pertamanya, khususnya dalam adegan aksinya, hanya saja porsi di film kedua ini jauh diperbesar. Temponya juga makin dipercepat. Walaupun begitu sudah niscaya bahwa The Bourne Supremacy ialah sekuel yang solid. (3.5/5)

THE BOURNE ULTIMATUM (2007) 
Film ketiga ini melanjutkan kisah pribadi sehabis film keduanya, dimana Jason Bourne masih melanjutkan pencarian terhadap jati diri dan masa lalunya yang sesungguhnya. Pencarian Bourne berujung pada sebuah temuan mengenai operasi berjulukan Blacbriar. Bourne yakin bahwa penelusuran terhadap backbriar akan menuntunnya menemukan masa lalunya yang telah usang hilang. Tentu saja pencarian ini tidak akan gampang alasannya ialah Bourne harus mencari sampai berkeliling dunia mulai dari Moscow, London, Paris, New York, Turin, sampai Tangier di Maroko. Seperti biasa Bourne juga masih akan diburu oleh CIA yang juga mengandalkan beberapa pembunuh bayaran. The Bourne Ultimatum pribadi dimulai dengan tempo yang cepat, tanpa basa-basi dan tempo cepat itu terus terjaga sampai simpulan film. Layaknya sebuah epilog trilogi, film ini memperlihatkan semuanya, mulai dari adegan agresi yang makin banyak dan makin seru, misteri yang lingkupnya makin besar, dan tentunya sosok Jason Bourne yang segala kemampuannya sebagai seorang super soldier makin dieksplorasi disini. Kita benar-benar akan disuguhi Bourne yang berpengaruh secara fisik, cerdas juga taktis. Kehebatan otak Bourne paling terlihat dalam sebuah adegan keren ketika ia dan seorang wartawan berjulukan Simon Ross mencoba kabur dari kejaran CIA.

Tidak hanya itu, film ini juga seolah merangkum dua film sebelumnya dengan memperlihatkan beberapa acuan atau bisa dibilang homage didalamnya. Jika dalam The Bourne Supremacy saya merasa adegan aksinya sedikit kehilangan greget, maka dalam Ultimatum greget menyerupai film pertama kembali terasa. Apalagi adegan perkelahian hand to hand yang berkurang di film keduanya kembali terlihat disini. Cerita yang disuguhkan terasa lebih dalam dengan kisah wacana organisasi dalam hal ini CIA yang mengandalkan kebobrokan untuk mencapai tujuan. Kisah seseorang yang mencari jati diri dan bertahan selama tiga film mungkin akan terasa terlalu diulur, tapi trilogi Bourne ditangani dengan benar sehingga penonton tidak akan pernah merasa kecewa dengan kisahnya yang diulur. Selalu ada misteri gres yang muncul untuk diungkap dan tentunya dibalut dengan adegan-adegan agresi yang tersaji dengan baik. Mungkin pada alhasil trilogi ini punya konklusi yang bisa dibilang tidak "heboh" tapi bergotong-royong punya ironi tersendiri sehabis aneka macam hal yang harus dilalui Bourne untuk mencari masa lalunya. Pada alhasil trilogi ini khususnya The Bourne Ultimatum yang menjadi film terbaik dalam trilogi ini juga salah satu film action terbaik yang pernah dibuat. Suguhan adegan agresi yang dibalut dengan begitu baik dan maksimal, Matt Damon sebagai Jason Bourne yang bermain dengan baik, dan tidak lupa rangkaian dongeng penuh intrik yang selalu menarik disimak. (4/5)

Artikel Terkait

Ini Lho The Bourne Trilogy
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email