Wednesday, January 16, 2019

Ini Lho Carrie (1976)

Sudah begitu banyak novel dari Stephen King yang diubahsuaikan dalam media film, dan banyak juga dari pembiasaan tersebut yang menuai sukses besar baik dari komersil maupun kualitas. Beberapa diantaranya malah menjadi cult classic. Rangkaian pembiasaan yang sukses tersebut diawali oleh film garapan Brian De Palma ini. Ya, Carrie yaitu film pertama yang merupakan pembiasaan dari kisah yang ditulis Stephen King, dimana ketika dirilis 36 tahun kemudian film ini sukses besar baik dari pendapatannya yang berhasil meraih laba diatas 30 kali lipat dari bujetnya, hingga kualitasnya yang dianggap sebagai salah satu horror terbaik hingga ketika ini. Bahkan dua aktrisnya, Sissy Spacek dan Piper Laurie menerima nominasi Oscar untuk Best Actress dan Best Supporting Actress, dimana hal tersebut cukup jarang diterima oleh pemain drama dan aktris yang bermain di film horror. Bagi yang belum menonton filmnya juga niscaya sudah pernah melihat gambar seoang gadis yang bermandikan darah segar dengan tatapn mata yang mengerikan yang merupakan salah satu adegan paling memorable dalam film ini. Kaprikornus semengerikan apakah Carrie?

Carrie (Sissy Spacek) yaitu gadis yang selalu jadi korban bully di sekolahnya. Hal itu disebabkan lantaran sifatnya yang pemalu dan polos. Bahkan saking polosnya, Carrie begitu ketakutan ketika untuk pertama kalinya beliau mengeluarkan darah ketika haid pertamanya di sekolah yang tentunya menciptakan Carrie jadi materi olok-olok teman-teman lainnya yang bisa dibilang tergabung dalam "geng gaul" di sekolah tersebut. Tapi kehidupan Carrie tidak hanya berat di sekolah, lantaran dirumah beliau juga menjalani hidup yang tidak gampang dengan tinggal bersama ibunya (Piper Laurie) yang merupakan seorang ekstrimis agama yang selalu menjejali Carrie dengan ajaran-ajaran agama yang seringkali kelewat batas. Tapi dibalik penderitaannya tersebut tidak ada yang tahu bahwa Carrie punya sebuah kelebihan atau tepatnya kekuatan yang ada diluar batas insan pada umumnya. Kehidupan Carrie yang menyedihkan dan penuh kesendirian terus berlanjut hingga Tommy Ross (William Katt) yang merupakan salah satu perjaka terkenal mengajak Carrie sebagai sahabat kencannya di prom. Sebuah prom yang tidak akan berjalan "luar biasa"

Film-film horror jadul khususnya yang rilisan tahun 70an hingga 80an selalu punya ciri khas yang mencolok, yaitu pada cuilan scoring. Untuk membangun suasana menegangkan, musik yang digunakan bukan sembarang musik tapi secara umum dikuasai selalu menggunakan musik yang cukup menusuk telinga, dan bagi saya itu yaitu sebuah kelebihan yang benar-benar bisa membangun ketegangan sebuah film horror. Dalam Carrie musiknya juga masih menggunakan formula yang sama, di beberapa cuilan malah ada iringan musik yang mengingatkan saya pada musik dari film Psycho. Tidak hanya musiknya yang keren, tapi penempatannya dalam sebuah adegan juga pas. Dalam kebanyakan horror jadul termasuk Carrie akan banyak adegan yang awalnya tidak diiringi musik kemudian secara tiba-tiba musik menghentak nan menusuk itu masuk dan tentunya menciptakan penonton kaget dan tensi ketegangan balasannya meningkat. Sebuah formula menakut-nakuti yang sudah berumur tapi tidak pernah terasa ketinggalan jaman.
Tapi jangan dikira Carrie hanya menampilkan musik tegang dan adegan menakutkan saja, lantaran justru banyak adegan indah dengan iringan musik-musik orkestra yang mendayu-dayu disini. Lihatlah opening-nya yang begitu indah. Kata "indah" disini bukan hanya merujuk pada banyaknya gadis telanjang pada adegan tersebut, tapi lebih pada pengemasan adegannya yang memang indah dengan musik yang tidak kalah cantik. Dibalut dengan slow motion, adegan tersebut seolah mengatakan sebuah kesenangan yang terasa begitu ironis lantaran entah mengapa dalam adegan tersebut saya seolah meraskan bahwa kesenangan dan keindahan yang ditampilkan akan segera menjadi tragedi. Perasaan itu muncul tanpa perlu melihat sinopsisnya tapi cukup dengan saya melihat opening tersebut. Selain itu masih banyak adegan lainnya yang terasa begitu indah termasuk ending-nya yang juga menampilkan apa yang saya tulis di paragraf sebelumnya mengenai pengemasan musik yang bisa tiba-tiba berganti tone.

Carrie memang tidak eksklusif menyuguhkan adegan-adegan menakutkan ataupun berdarah. Kita gres akan dipertontonkan adegan macam itu pada ketika filmnya memasuki 20an menit terakhir yakni ketika kisahnya memasuki klimaks. Namun sebelum itu kita akan dibawa untuk menjelajahi detail kehidupan dari Carrie. Kita benar-benar akan dibentuk bersimpati dengan segala nasib yang diterima oleh Carrie. Tapi puncaknya yaitu ketika beliau diajak tiba ke prom. Sungguh itu yaitu momen yang mengharukan ketika perlahan kita menyaksikan Carrie yang pemurung perlahan mulai membuka diri dan mulai ceria. Sampai ketika momen prom tersebut saya benar-benar terharu melihat raut wajahnya yang gembira. Saya benar-benar ikut mencicipi bagaimana momen tersebut sangat berharga dalam hidup gadis tersebut. Tapi disisi lain saya juga cukup miris dan kasihan lantaran tahu kebahagiaan tersebut tidak akan lama. Yah, kan ini bukan teenage drama yang akan berakhir senang dengan tokoh utamanya menjadi gadis yang periang dan menerima gelar ratu prom. Setelah momen slow motion lagi yang kembali disajikan dengan indah kita gres akan dibawa pada horror yang bekerjsama yang jadi titik puncak film ini.

Bagi saya sendiri momen titik puncak yang sering disebut sebagai most disturbing prom scenes in movie history tidak se-disturbing itu dan memang tidak terlalu sadis. Namun itu yaitu momen yang cukup menyakitkan kalau dilihat dari bagaimana hal tersebut bisa terjadi, bukan dari bagaimana kesadisan yang tercipta. Dari segi akting, Sissy Spacek dan Piper Laurie memang luar biasa. Piper Laurie bisa tampil begitu freak dalam tiap momen yang ia miliki, sedangkan Sissy Spacek bisa menciptakan kita benar-benar bersimpati pada Carrie. Lihat juga bagaimana perubahan sikapnya dari gadis pemurung, menjadi lebih ceria sebelum balasannya menjadi sang pencipta bencana dengan ekspresinya yang sedikit absurd namun mengerikan. Secara keseluruhan Carrie bukanlah film horror terseram, tapi justru ini yaitu film horror terindah yang pernah saya lihat. Dengan penggarapan musiknya, pengaruh slow motion yang pas, hingga kedalaman kisah wacana bullying hingga wacana seorang ekstrimis agama bisa menciptakan saya menyukai film ini.


Artikel Terkait

Ini Lho Carrie (1976)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email